Klub Liga 1 Indonesia Persikabo 1973 turut menyampaikan duka cita terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10) setelah pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya.
Dikutip dari rilis yang diterima, Senin, rasa duka cita disampaikan oleh pelatih Persikabo 1973 Djadjang Nurdjaman (Djanur) terkait kejadian yang menelan korban jiwa hingga 125 orang tersebut.
"Terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kami dari Persikabo 1973 menyampaikan duka yang mendalam. Setelah kabar beredar, kami semua saat makan pagi lemas mendengarnya dengan banyaknya jatuh korban jiwa," terang Djanur.
"Mari kita doakan yang wafat semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Dan tentunya, semoga ini adalah kejadian terakhir dalam sepak bola Indonesia, Aamiin," sambungnya.
Senada dengan Djanur, gelandang Persikabo 1973 Munadi mengaku sempat tidak percaya saat bangun dan kemudian melihat telepon seluler dan ramai di media sosial terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan.
"Jujur saya langsung shock seperti yang lainnya mengingat itu adalah kejadian terbesar yang terjadi di sepak bola Indonesia dengan korban ratusan jiwa. Kami disini mendoakan yang wafat, dan semoga keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan," ungkap Munadi.
Pada pertandingan tersebut, ribuan penonton menginvasi lapangan menyusul kekalahan Arema FC dan memicu kericuhan sehingga polisi bertindak dengan melemparkan gas air mata.
Menurut laporan terakhir, akibat kericuhan ini terdapat korban meninggal yang mencapai 174 jiwa. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan korban berjumlah 130.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut sebanyak 125 orang.
Akibat kerusuhan ini juga, operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyetop Liga 1 Indonesia 2022-2023 hingga waktu yang belum ditentukan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Persikabo 1973 sampaikan duka cita terkait tragedi Kanjuruhan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
Dikutip dari rilis yang diterima, Senin, rasa duka cita disampaikan oleh pelatih Persikabo 1973 Djadjang Nurdjaman (Djanur) terkait kejadian yang menelan korban jiwa hingga 125 orang tersebut.
"Terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kami dari Persikabo 1973 menyampaikan duka yang mendalam. Setelah kabar beredar, kami semua saat makan pagi lemas mendengarnya dengan banyaknya jatuh korban jiwa," terang Djanur.
"Mari kita doakan yang wafat semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Dan tentunya, semoga ini adalah kejadian terakhir dalam sepak bola Indonesia, Aamiin," sambungnya.
Senada dengan Djanur, gelandang Persikabo 1973 Munadi mengaku sempat tidak percaya saat bangun dan kemudian melihat telepon seluler dan ramai di media sosial terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan.
"Jujur saya langsung shock seperti yang lainnya mengingat itu adalah kejadian terbesar yang terjadi di sepak bola Indonesia dengan korban ratusan jiwa. Kami disini mendoakan yang wafat, dan semoga keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan," ungkap Munadi.
Pada pertandingan tersebut, ribuan penonton menginvasi lapangan menyusul kekalahan Arema FC dan memicu kericuhan sehingga polisi bertindak dengan melemparkan gas air mata.
Menurut laporan terakhir, akibat kericuhan ini terdapat korban meninggal yang mencapai 174 jiwa. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan korban berjumlah 130.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut sebanyak 125 orang.
Akibat kerusuhan ini juga, operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyetop Liga 1 Indonesia 2022-2023 hingga waktu yang belum ditentukan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Persikabo 1973 sampaikan duka cita terkait tragedi Kanjuruhan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022