Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo mendapat gelar adat "Madang Lendjau" dari Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Timur, Senin (16/9).

"Gelar itu berarti pemimpin yang amanah, sederhana, dan berjuang untuk rakyat," kata Eddy Gunawan Areq Lung, Ketua DAD, di depan hadirin di Pantai Lamaru, Balikpapan.

Penganugerahan gelar dari Suku Dayak di Kalimantan Timur bagi Jenderal (Purn) Pramono adalah yang kedua. Beberapa waktu lalu, ia mendapat gelar Tataau Ulak Tana di Linggang Bigung, Kutai Barat. Gelar itu berarti penguasa daratan.

"Ini kehormatan dan saya akan jaga dengan seluruh jiwa raga," ucap Pramono Edhie, yang memiliki 8 gelar adat lain yang diberikan di Aceh hingga Sanggau, Kalimantan Barat.

Pramono berkunjung ke Balikpapan atas undangan Panitia Halal Bihalal dan Syukuran 68 Tahun Indonesia Merdeka yang disokong pengusaha terkemuka Kalimantan Timur, Jos Soetomo.

"Kali ini saya datang cukup dengan berbatik dan peci," kata lelaki yang kini menjadi salah satu kandidat dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Dengan mendapat gelar "Madang Lendjau", Pramono berhak mengenakan bulukuq, topi adat Kenyah yang merupakan tanda kekuasaan dari kepala-kepala suku Kalimantan.

Topi itu dipasangkan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, setelah menerimanya dari Ketua Dewan Adat Eddy Gunawan.

Pramono Edhie juga mendapat sertifikat yang menerangkan atas gelarnya tersebut.

Selain oleh Eddy Gunawan, sertifikat itu juga ditandatangani Yurnalis Ngayoh, Ketua Dewan Pertimbangan Adat Dayak Kalimantan Timur. Ngayoh adalah Gubernur Kaltim 2007-2008, meneruskan kepemimpinan Suwarna Abdul Fatah yang dihukum penjara karena tersangkut kasus korupsi. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013