Abrasi atau pengikisan pantai yang terjadi di wilayah pesisir Desa Api-Api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, semakin parah sehingga membutuhkan penanganan serius.

Menurut Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Api-Api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Iwan Zulkarnain di Penajam, Minggu, agar abrasi di wilayah pesisir tidak semakin meluas, maka dibutuhkan penanganan serius.
 
Pengikisan pantai di Desa Api-Api tersebut terjadi mencapai sekitar lima depa atau sama dengan sembilan meter setiap tahun.
 
Pengikisan atau erosi pantai terjadi karena gelombang dan arus laut (pasang surut air laut) yang merusak garis pantai.
 
"Pantai terus terkikis karena ombak, apalagi kalau musim angin selatan gelombang laut sangat keras hantam daratan," ujarnya.
 
Abrasi yang terus terjadi di wilayah pesisir tersebut dikeluhkan masyarakat karena membuat garis pantai dengan pemukiman, serta lahan pertanian dan pertambakan semakin dekat.
 
Sebagian warga Desa Api-Api, Kecamatan Waru mengelola persawahan, perkebunan dan pertambakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
 
"Kalau abrasi tidak segera ditangani sawah, kebun dan tambak warga akan kena air laut yang dapat merusak," kata dia.
 
Bronjong atau penahan abrasi dengan panjang lebih kurang satu kilometer yang dibangun sekitar tiga tahun silam butuh perbaikan.
 
Kawat baja sebagai pengikat batu untuk penahan arus dan gelombang laut agar tidak terjadi pengikisan pantai telah rusak membuat batu berserakan.
 
"Bronjong sangat diperlukan, kami harap dilakukan perbaikan dan pembangunan diteruskan sepanjang pantai agar daratan tidak terus terkikis," jelas Iwan Zulkarnain.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022