Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Maret 2022 naik menjadi 236.250 orang, terjadi peningkatan 3.120 orang ketimbang September 2021, dan turun 5.520 orang ketimbang Maret 2021.
"Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 6,31 persen, naik 0,04 persen ketimbang September 2021 dan turun 0,23 persen ketimbang Maret 2021," ujar Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana saat konferensi pers secara virtual di Samarinda, Jumat.
Ia merinci, persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2022 sebesar 4,80 persen, naik dari 4,74 persen jika dibandingkan dengan September 2021.
Sedangkan persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2022 sebesar 9,64 persen, terjadi kenaikan ketimbang September 2021 yang sebesar 9,63 persen.
"Secara umum, sejak September 2015 hingga Maret 2022, tingkat kemiskinan di Kaltim mengalami peningkatan, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Sedangkan dalam dua tahun terakhir, dampak COVID-19 sangat dirasakan warga Kaltim sehingga berpengaruh pada tingkat kemiskinan," katanya.
Menurutnya, Garis Kemiskinan (GK) merupakan nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
Sedangkan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK.
GK pada Maret 2022 senilai Rp728.208 per kapita per bulan. Dibandingkan September 2021, GK naik sebesar 3,55 persen, sedangkan jika dibandingkan Maret 2021, GK naik sebesar 5,69 persen.
Komponen GK terdiri dari dua, yakni Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Sementara peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar ketimbang peranan komoditi bukan makanan.
"Besaran sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2022 mencapai 70,57 persen, lebih dari sumbangan GKBM terhadap GK yang hanya tercatat 29,43 persen," ucap Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 6,31 persen, naik 0,04 persen ketimbang September 2021 dan turun 0,23 persen ketimbang Maret 2021," ujar Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana saat konferensi pers secara virtual di Samarinda, Jumat.
Ia merinci, persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2022 sebesar 4,80 persen, naik dari 4,74 persen jika dibandingkan dengan September 2021.
Sedangkan persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2022 sebesar 9,64 persen, terjadi kenaikan ketimbang September 2021 yang sebesar 9,63 persen.
"Secara umum, sejak September 2015 hingga Maret 2022, tingkat kemiskinan di Kaltim mengalami peningkatan, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Sedangkan dalam dua tahun terakhir, dampak COVID-19 sangat dirasakan warga Kaltim sehingga berpengaruh pada tingkat kemiskinan," katanya.
Menurutnya, Garis Kemiskinan (GK) merupakan nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
Sedangkan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK.
GK pada Maret 2022 senilai Rp728.208 per kapita per bulan. Dibandingkan September 2021, GK naik sebesar 3,55 persen, sedangkan jika dibandingkan Maret 2021, GK naik sebesar 5,69 persen.
Komponen GK terdiri dari dua, yakni Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Sementara peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar ketimbang peranan komoditi bukan makanan.
"Besaran sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2022 mencapai 70,57 persen, lebih dari sumbangan GKBM terhadap GK yang hanya tercatat 29,43 persen," ucap Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022