Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Garindra Kartasasmita, menjelaskan bahwa cara mengonsumsi tembakau, apakah dipanaskan atau dibakar, ternyata mempengaruhi profil risiko pada konsumennya.
"Problem utama dari rokok adalah cara mengonsumsi tembakau dengan cara dibakar yang menimbulkan banyak risiko bagi penggunanya. Hal ini patut diperhatikan bahwa tembakau hanyalah sebuah tanaman. Jadi kembali lagi kepada penggunaannya,” kata Garin, sapaan akrab Garindra, dalam keterangannya pada Kamis.
Dengan perkembangan teknologi dan inovasi, Garin melanjutkan kini hadir produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, hingga kantong nikotin yang berdasarkan beberapa kajian di berbagai negara memiliki profil risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok.
“Produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, ini perlu dipahami oleh banyak pihak,” ujar Garin.
Produk tembakau alternatif memiliki profil risiko kesehatan yang lebih rendah dari rokok karena menerapkan sistem pemanasan dalam penggunaannya, seperti pada rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan. Garin menjelaskan hasil dari sistem pemanasan berupa uap, bukan asap seperti pada rokok.
“Pengujian di luar negeri sudah dilakukan di dalam ruangan tertutup dan membuktikan bahwa produk tembakau alternatif lebih rendah risiko daripada rokok,” katanya.
Selain memiliki risiko yang lebih rendah bagi penggunanya, produk tembakau alternatif juga tidak menciptakan second maupun third hand-smoke. Hal ini tidak terjadi karena hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif adalah uap, sehingga tidak menghasilkan abu, asap, dan bau yang menempel.
Dengan fakta-fakta tersebut, Garin berpendapat bahwa produk tembakau alternatif dapat menjadi opsi bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya. Produk itu merupakan cara yang dapat meminimalisasi risiko bagi perokok dewasa yang masih ingin mendapatkan nikotin.
“Pilihan terbaik adalah dengan berhenti merokok. Namun bagi yang kesulitan berhenti, produk tembakau alternatif adalah salah satu cara yang paling efektif saat ini untuk mengurangi risiko merokok, sebuah substitusi yang ampuh, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan,” ujarnya.
Salah satu hasil kajian ilmiah yang membuktikan produk tembakau alternatif lebih rendah risiko bagi kesehatan daripada terus merokok adalah riset dari Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris yang diperbaharui setiap tahunnya.
Dalam kajian ilmiah yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products” dinyatakan bahwa produk tembakau alternatif lebih rendah risikonya hingga 95 persen dibandingkan rokok.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cara konsumsi tembakau pengaruhi profil risiko penggunanya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Problem utama dari rokok adalah cara mengonsumsi tembakau dengan cara dibakar yang menimbulkan banyak risiko bagi penggunanya. Hal ini patut diperhatikan bahwa tembakau hanyalah sebuah tanaman. Jadi kembali lagi kepada penggunaannya,” kata Garin, sapaan akrab Garindra, dalam keterangannya pada Kamis.
Dengan perkembangan teknologi dan inovasi, Garin melanjutkan kini hadir produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, hingga kantong nikotin yang berdasarkan beberapa kajian di berbagai negara memiliki profil risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok.
“Produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, ini perlu dipahami oleh banyak pihak,” ujar Garin.
Produk tembakau alternatif memiliki profil risiko kesehatan yang lebih rendah dari rokok karena menerapkan sistem pemanasan dalam penggunaannya, seperti pada rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan. Garin menjelaskan hasil dari sistem pemanasan berupa uap, bukan asap seperti pada rokok.
“Pengujian di luar negeri sudah dilakukan di dalam ruangan tertutup dan membuktikan bahwa produk tembakau alternatif lebih rendah risiko daripada rokok,” katanya.
Selain memiliki risiko yang lebih rendah bagi penggunanya, produk tembakau alternatif juga tidak menciptakan second maupun third hand-smoke. Hal ini tidak terjadi karena hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif adalah uap, sehingga tidak menghasilkan abu, asap, dan bau yang menempel.
Dengan fakta-fakta tersebut, Garin berpendapat bahwa produk tembakau alternatif dapat menjadi opsi bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya. Produk itu merupakan cara yang dapat meminimalisasi risiko bagi perokok dewasa yang masih ingin mendapatkan nikotin.
“Pilihan terbaik adalah dengan berhenti merokok. Namun bagi yang kesulitan berhenti, produk tembakau alternatif adalah salah satu cara yang paling efektif saat ini untuk mengurangi risiko merokok, sebuah substitusi yang ampuh, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan,” ujarnya.
Salah satu hasil kajian ilmiah yang membuktikan produk tembakau alternatif lebih rendah risiko bagi kesehatan daripada terus merokok adalah riset dari Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris yang diperbaharui setiap tahunnya.
Dalam kajian ilmiah yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products” dinyatakan bahwa produk tembakau alternatif lebih rendah risikonya hingga 95 persen dibandingkan rokok.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cara konsumsi tembakau pengaruhi profil risiko penggunanya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022