Kementerian Pertanian membantu penyediaan sebanyak 200 ekor sapi untuk peternak di Desa Labangka Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kaltim, untuk pengembangan dan penggemukan guna mencukupi kebutuhan pangan dan menambah pendapatan warga.
"200 ekor sapi bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) kami terima Januari tahun ini dan sebagian sudah ada yang melahirkan, bahkan yang untuk penggemukan sudah siap jual untuk Idul Adha mendatang," ujar Kepala Desa Labangka Barat Joko Sadyono saat berada di Samarinda, Rabu.
200 ekor sapi yang telah diterima warganya tersebut, ujar dia, terdiri dari dua program, yakni sebanyak 100 ekor merupakan sapi untuk pengembangan yang sebagian sudah melahirkan setelah diterima peternak, kemudian yang 100 ekor lagi merupakan sapi untuk penggemukan.
Untuk sapi program penggemukan, katanya, begitu terjual, maka peternak harus membeli bakalan baru untuk digemukkan lagi dan begitu seterusnya, sehingga warga setempat bisa merasakan daging sapi produksi lokal, sementara peternak menjadi sejahtera.
Jumlah penerima 200 ekor sapi tersebut sebanyak 42 kepala keluarga (KK), karena dari program ini tidak diwajibkan per KK menerima sekian ekor, tapi yang diutamakan adalah komitmen dan kemampuan merawat jumlah sapi yang dibuktikan dengan syarat yang ditentukan.
Bantuan dari Kementan, katanya, bukan hanya hewan ternaknya, tapi juga kandang dan pakan konsentrat selama tiga bulan, sedangkan untuk pakan hijau atau rerumputan tersedia banyak di Labangka Barat karena desa ini mayoritas merupakan lahan pertanian.
"Lahan di desa kami mayoritas adalah persawahan, namun setelah panen padi, jeraminya tidak untuk pakan sapi karena jerami diaduk dengan lahan sawah untuk menyuburkan tanah, jadi untuk pakan sapi adalah rumput unggul yang banyak di sawah dan sekitarnya," kata Joko.
Ia menjelaskan bahwa Kementan kembali menyalurkan bantuan sapi ke desa yang dipimpinnya karena melihat bantuan sebelumnya berhasil, yakni pada 2015 warga setempat mendapat bantuan 50 ekor sapi untuk pengembangan, namun beberapa tahun kemudian berkembang menjadi 100 ekor.
"Kemudian tahun 2018 kembali dibantu 15 ekor yang sekarang berkembang menjadi 25 ekor, sehingga tahun ini dibantu lagi 100 ekor untuk pengembangan yang tiga indukan diantaranya telah melahirkan, karena saat didatangkan dalam keadaan bunting," kata Joko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"200 ekor sapi bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) kami terima Januari tahun ini dan sebagian sudah ada yang melahirkan, bahkan yang untuk penggemukan sudah siap jual untuk Idul Adha mendatang," ujar Kepala Desa Labangka Barat Joko Sadyono saat berada di Samarinda, Rabu.
200 ekor sapi yang telah diterima warganya tersebut, ujar dia, terdiri dari dua program, yakni sebanyak 100 ekor merupakan sapi untuk pengembangan yang sebagian sudah melahirkan setelah diterima peternak, kemudian yang 100 ekor lagi merupakan sapi untuk penggemukan.
Untuk sapi program penggemukan, katanya, begitu terjual, maka peternak harus membeli bakalan baru untuk digemukkan lagi dan begitu seterusnya, sehingga warga setempat bisa merasakan daging sapi produksi lokal, sementara peternak menjadi sejahtera.
Jumlah penerima 200 ekor sapi tersebut sebanyak 42 kepala keluarga (KK), karena dari program ini tidak diwajibkan per KK menerima sekian ekor, tapi yang diutamakan adalah komitmen dan kemampuan merawat jumlah sapi yang dibuktikan dengan syarat yang ditentukan.
Bantuan dari Kementan, katanya, bukan hanya hewan ternaknya, tapi juga kandang dan pakan konsentrat selama tiga bulan, sedangkan untuk pakan hijau atau rerumputan tersedia banyak di Labangka Barat karena desa ini mayoritas merupakan lahan pertanian.
"Lahan di desa kami mayoritas adalah persawahan, namun setelah panen padi, jeraminya tidak untuk pakan sapi karena jerami diaduk dengan lahan sawah untuk menyuburkan tanah, jadi untuk pakan sapi adalah rumput unggul yang banyak di sawah dan sekitarnya," kata Joko.
Ia menjelaskan bahwa Kementan kembali menyalurkan bantuan sapi ke desa yang dipimpinnya karena melihat bantuan sebelumnya berhasil, yakni pada 2015 warga setempat mendapat bantuan 50 ekor sapi untuk pengembangan, namun beberapa tahun kemudian berkembang menjadi 100 ekor.
"Kemudian tahun 2018 kembali dibantu 15 ekor yang sekarang berkembang menjadi 25 ekor, sehingga tahun ini dibantu lagi 100 ekor untuk pengembangan yang tiga indukan diantaranya telah melahirkan, karena saat didatangkan dalam keadaan bunting," kata Joko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022