Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda, memantau lonjakan harga daging sapi maupun ayam selama Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri .

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda, Syamsul Bachri, Rabu mengaku heran dengan terjadinya lonjakan harga produk peternakan yang cukup signifikan di daerah itu.

Padahal, menurut dia, ketersedian stok produk peternakan untuk wilayah Kota Samarinda saat ini kondisinya stabil dan mencukupi.

"Jadi, sulit diprediksi apakah kenaikan ini akibat pengaruh dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) atau memiliki keterkaitan dengan aksi borong masyarakat menjelang datangnya bulan Ramadhan," ungkapnya.

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda, lanjut dia, harga ayam potong ukuran besar, sebelumnya dijual dengan kisaran Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per ekor namun pada minggu pertama Ramadhan harganya melonjak yakni ayam ukuran kecil saja sudah dibandrol Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per ekor.

Sementara, harga daging sapi dari semula dijual pada kisaran Rp90 ribu hingga 100 ribu per kilogram saat ini naik Rp120 ribu per kilogram.

Sebelum memasuki bulan Ramadhan kata Syamsul Bachri pemotongan sapi di RPH mencapai 41 hingga 47 ekor perhari dan di hari pertama Ramadhan laporan pemotongan baru mencapai 19 ekor.

"Sudah menjadi hukum pasar, bila permintaan meningkat harga akan ikut sehingga kondisi ini membuktikan sebelumnya memang ada indikasi terjadi aksi borong," katanya.

Untuk stok baik ayam maupun daging sapi Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda kata Syamsul Bachri menjamin ketersediaanya akan mencukupi untuk kebutuhan hingga tiga minggu kedepan.

"Saat ini, ada sekitar 600 ekor sapi yang telah didatangkan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan daging di Kota Samarinda selama ramadhan, sedangkan untuk ketersediaan ayam juga tidak perlu dikhawatirkan karena berdasarkan tahun-tahun sebelumnya para pengusaha peternakan sudah biasa menyikapi situasi demikian," ungkap Syamsul Bachri.

Terlepas dari kenaikan harga tersebut, terpenting menurut Syamsul Bachri yang harus dicermati warga saat ini adalah mengecek kewajaran daging atau ayam potong ketika membeli, baik dari kewajaran ukuran berat atau kualitas kesegarannya.

"Jika menemukan indikasi kecurangan, warga dapat langsung melapor ke Dinas Peternakan. Sejauh ini kami juga akan terus melakukan pemantauan dan monitor kualitas mutu daging atau ayam yang dijual di sejumlah pasar di Kota Samarinda," katanya.   (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013