Tim Gubernur Untuk Pengawalan Percepatan Pembangunan (TGUP3) Provinsi Kalimantan Timur mengharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah setempat bisa berperan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara ( IKN).

Ketua TGUP3 Kalimantan Timur (Kaltim), Adi Buchari Muslim di Samarinda, Selasa,
mengatakan, para pelaku UKM tersebut harus ditingkatkan kemampuannya sehingga produknya punya daya saing.

Menurut dia, penetapan Kaltim sebagai IKN merupakan peluang emas bagi para pelaku UKM dalam segala aspek pembangunan termasuk dalam pemenuhan kebutuhan furnitur dan mebel.

Apalagi Presiden Joko Widodo sudah menegaskan agar kementerian, BUMN dan pemerintah daerah minimal membelanjakan 40 persen anggaran mereka dengan membeli produk lokal, bukan impor.

“Masalah pasar itu adalah persaingan. Kita harus menyiapkan UKM yang berkualitas,” kata Adi Buchari Muslim usai menyaksikan pembukaan pelatihan keterampilan usaha produktif mebel kayu dan rotan dan pelatihan manajemen usaha koperasi.

Mantan Kepala Bappeda Kaltim itu menguraikan proses pemindahan IKN pasti akan berimplikasi terhadap peningkatan produk barang dan jasa akibat peningkatan jumlah penduduk secara signifikan.

Karena itu, para pelaku UKM di Kaltim harus bisa menangkap peluang ini dengan menghadirkan produk-produk berdaya saing dan berkualitas agar tidak kalah dengan produk dari luar.

"Harus juga disadari bahwa orang-orang yang masuk ke Kaltim tentulah mereka yang sudah melihat banyak produk berkualitas dengan berbagai daya tarik," katanya.

Mereka pasti akan mencari produk berkualitas dan menarik. "Harus yakin pelaku UKM kita pasti bisa memanfaatkan peluang ini,” kata Adi Buchari.

Produk UKM Kaltim diharapkan juga bisa masuk ke IKN dengan mengisi furnitur perkantoran baik di istana maupun kantor-kantor kementerian dan BUMN.

Caranya, UKM Kaltim juga harus "go digital: dan mampu bersaing dalam e-Katalog.

Ketua Panitia Pelatihan Eka Sarjana Bhakti mengatakan, kegiatan diikuti 60 orang secara tatap muka (offline) terdiri atas 30 peserta pelatihan mebel kayu dan rotan serta 30 peserta pelatihan manajemen usaha koperasi.

Untuk peserta pelatihan mebel dilatih selama 5 hari. Sedangkan manajemen usaha koperasi dilatih selama 3 hari.

Dia menjelaskan, para peserta pelatihan mebel kayu dan rotan diberikan motivasi peningkatan produktivitas dan keterampilan serta kreativitas dalam desain produk mebel dengan kombinasi kayu dan rotan sebagai produk bernilai jual.

Mereka juga diberikan teori dan praktik langsung untuk membuat produk kombinasi tersebut.

Sedangkan untuk peserta pelatihan manajemen usaha koperasi akan dibekali praktik bisnis yang sehat, tertib administrasi, administrasi keuangan dengan sistem akuntansi koperasi dan membuat rapat anggota tahunan tepat waktu.

Pewarta: Arumanto

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022