Menjelang penutupan perjalanan pada 22 Februari, Sumatra Tribute berkesempatan jalan-jalan keliling Danau Toba. Grup Alpha, Grup Bravo, dan Grup Charlie pun wara-wiri mengunjungi 16 tempat wisata khas di kaldera Toba.
 

“Ada hadiahnya. Bagi yang unggah foto kunjungannya ke media sosial seperti instagram, facebook, atau lainnya,  dan mendapat ‘like’ atau semacam itu paling banyak, gratis biaya pendaftaran perjalanan Tribute tahun depan,” kata event director Greefion Kamil, Minggu.

Panitia merencanakan perjalanan napak tilas Camel Trophy Borneo 1985 dengan rute Balikpapan-Pontianak di 2023. Biaya pendaftarannya belum ditentukan. Sebagai patokan, untuk Sumatra Tribute, biaya pendaftarannya Rp20 juta per mobil.

“Jumlah ‘like’-nya juga dihitung nanti. Jadi kesempatan menang terbuka luas,” sambung Fionk.

Maka 50 mobil dan 125 peserta pun bertebaran mengunjungi Hutaginjang, Tapian Nauli-Muara Sibandang, Sipinsur, Bakara-Tipang-Baktiraja, Parapat-Sibaganding, Balige-Liang Sipege-Batu Basihat-Meat, Situmurun-Uluan Block, Taman Eden, Tele-Efrata-Sihotang, Haranggaol, Silalahi-Sabungan, Sipisopiso-Tongging, Ambarita-Tuktuk-Tomok, Hutatinggi-Sidihoni, Pusuk Buhit-Sianjur-Mulamula, Museum Batak Simanindo-Batuhoda-Kubur Batu.

“Merinding juga dengar cerita Batu Parsidangan,” kata dr Iqbal al Gghifary  dari Grup C yang mengunjungi Ambarita.

Batu Parsidangan adalah meja dan kursi dari batu yang bersusun melingkar di bawah pohon beringin yang disebut Hariara.

Di situlah Raja Siallagan bersama permaisuri dan para petinggi memutuskan berbagai hal mengenai kehidupan rakyatnya, termasuk mengadili kejahatan yang hukuman terberatnya bisa hukuman mati dengan cara dipancung atau penggal kepala.

“Eksekusinya di dekat Batu Parsidangan itu juga, ada meja batu lainnya di mana terdakwa diikat tangannya ke belakang dengan ulos, badannya di atas meja dengan posisi tengkurap,…” kata Iqbal mengisahkan penuturan pemandu wisata di Desa Adat Siallagan. Dengan hukuman berat itu terjagalah keamanan dan ketertiban di Pulau Samosir.

Sementara itu Tim Alpha mengunjungi rumah bolon di Tomok. Mereka parkir menyusun mobil di depan rumah-rumah adat Batak yang terpelihara dengan baik.

Sumatra Tribute di Hutatinggi (ANTARA/novi abdi)

Banyak juga yang mengunjungi Hutatinggi dan memutuskan bermalam di titik tertinggi di Pulau Samosir itu.

Sumatra Tribute adalah napak tilas perjalanan Camel Trophy di Pulau Sumatera tahun 1981. Camel Trophy sendiri adalah perjalanan petualangan dengan kendaraan utama mobil berpenggerak 4 roda, dengan rute jalan-jalan tanah yang terlupakan.

Perjalanan wisata di akhir menu utama merambah jalan-jalan berlumpur itu adalah pengembangan ide untuk mendukung pariwisata setempat. Perjalanan offroad sudah terbukti adalah wisata minat khusus yang membuat ekonomi setempat lebih dinamis.

“Seperti sekarang, unggahan ratusan peserta ke medsos masing-masing dari obyek wisata yang mereka kunjungi pasti membantu promosi wisata obyek tersebut,” kata Fionk.

Sumatra Tribute memulai perjalanan dari Jambi pada 2 Februari dan finish di Berastagi 17 Februari di Wisma Bukit Kubu. Dari Berastagi, seluruh tim kemudian mendapat sejumlah titik wisata di sepanjang Danau Toba dan diberi waktu 48 jam untuk mengunjungi sekurangnya 8 dari 16 yang ada.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022