Sangatta (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 7.258 siswa jenjang SD dan jenjang SMP sederajat di Kabupaten Kutai Timur Kaltim menerima bantuan siswa miskin (BSM) 2013 dengan total dana mencapai Rp2.898.720.000.

Sesuai aturan pembagian BSM dilakukan melalui nomor rekening siswa dan tidak boleh diwakilkan, kecuali ada surat kuasa dengan alasan tertentu, kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur H.Imam Hidayat, Kamis.

Ia menjelaskan, penerima Bantuan Siswa Miskin atau BSM yang berjumlah 7.258 siswa masing-masing jenjang SD berjumlah 4.082 siswa dan SMP berjumlah 3.176 orang siswa.

Unit Cost BSM jenjang SD sebesar Rp360 ribu per tahun per murid atau sebesar Rp1.469.520.000 untuk 4.082 siswa. Dan kemudian cost untuk SMP sebesar Rp560 ribu per tahun per murid atau sebanyak 3.176 siswa dengan dana sebesar Rp1.429.200.000.

"Yang menjadi persoalan adalah bagi siswa penerima BSM yang berada di daerah pedalaman dan pesisir dan terpentcil. Misalnya siswa yang berada di Sandaran dengan resiko saat gelombang besar tidak bisa datang ke kantor pos Sangkulirang," katanya.

Karena untuk daerah pesisir seperti kecamatan Kaliorang, Karangan, Kaubun dan Sandaran ngambilnya di kantor Pos Sangkulirang,sehingga kalau terjadi musim gelombang siswa tidak mencairkan dananya dan inilah yang dicarikan solusinya.

Sementara Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN 009) desa Kaliorang Kecamatan Kaliorang, Rusnomo mengatakan, BSM ini mampu mengatasi persoalan orang tua siswa yang tergolong miskin termasuk puluhan anak dari suku basap.

Menurut Rusnomo SDN 009 yang dipimpinnya itu siswanya berjumlah 155 orang dengan mayoritas mendapatkan Bantuan Siswa Miskin dan 34 siswa diantaranya adalah anak dari Suku Basap.

"Untuk dari siswa suku basap ini BSM diberikan dalam bentuk buku, sepatu, tas, baju seragam dan biaya transportasinya," kata Rusnomo kepada ANTARA.



Diganti barang



Dikatakan Rusnomo, pernah tahun lalu pernah diberkan dalam bentuk uang tunai, tetapi oleh orang tua suku basap habis digunakan membeli tembakau, rokok dan kebutuhan. Makanya diganti dengan barang.

Khusus untuk buku-buku tulis ini pihak sekolah kewalahan, karena setiap hari menggunakan 1 buku tulis. Setelah ditelusuri ke rumah orang tuanya, ternyata buku tulis anaknya digunakan orang tuanya untuk melinting rokok.

Rusnomo mengatakan pihaknya harus mendirikan sekolah filial khusus untuk anak suku basap, karena banyak diantara mereka tidak mau sekolah naik kendaraan, maunya jalan kaki.

Karena jarak sekolah induk dengan pemukiman mereka jaraknya sekitar 5 kilometer. Pihaknya berinisiatif mendirikan sekolah filial SDN 009 untuk melayani pendidikan mereka dan mendidik mereka agar menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan menulis dan keterampilan seperti anak-anak komunitas lain disekitarnya.

Untuk tahun 2013 ini BSM belum cair, karena kantor Pos di sangkulirang masih rusak. Jadi belum tahu kapan cair, kata Rusnomo menambahkan.

Salah satu orang tua siwa penerima BSM, Jafar 50 tahun yang tinggal di dusun tabuan desa Sangkima kecamatan Sangatta selatan mengaku bersyukur atas perhatian pemerintah untuk membantu masyarakat miskin.

Ia mengatakan senang ada bantuan siswa miskin ini, mudah-mudahan terus dilakukan agar warga miskin bisa menyekolahkan anak-anaknya.

"Anak kami yang bernama Nurhidayah kelas 3 SDN 005 Filian Sangkima, dulu biasa malu masuk sekolah karena tidak ada seragam, tidak ada sepatu dan baju seragam, tapi sekarang sudah ada dibagikan," katanya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013