Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) Pusat mengajak Himpsi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) membantu program pemerintah dalam mencegah dan mengurangi angka stunting yang tergolong tinggi di Kaltim, yakni sekitar 26 persen.
"Hasil pertemuan saya dengan sejumlah pakar, termasuk pakar gizi, psikolog memiliki peranan penting dalam mencegah sekaligus menurunkan angka stunting," ujar Sekretaris Himpsi Pusat Andik Matulessy di Balikpapan, Minggu.
Malam sebelumnya, tepatnya saat ia melantik pengurus Himpsi Kaltim periode 2021-2025 di salah satu hotel di Balikpapan pada Sabtu (12/2) malam, ia mengatakan bahwa setidaknya ada empat pakar yang yang terlibat dalam pencegahan maupun penanganan stunting, dua diantaranya adalah pakar gizi dan psikolog.
Psikolog dinilai memiliki peran strategis dalam menangani stunting karena, psikolog diantaranya memiliki kemampuan untuk menstabilkan mental calon ibu maupun ibu yang sedang mengandung, hingga psikologi keluarga.
Mencegah stunting bisa dilakukan sejak masa kehamilan atau anak sejak dalam perut, yakni dengan meningkatkan asupan gizi ibu hamil dengan makanan yang berkualitas baik, namun kestabilan mental ibu juga turut berpengaruh.
"Untuk itu, Himpsi Kaltim harus terus melakukan kolaborasi, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menangani berbagai permasalahan di masyarakat, baik itu masalah stunting, pendidikan, maupun masalah apapun," kata Andik.
Kolaborasi, lanjutnya, bisa dilakukan dengan pemerintah, pihak swasta, lembaga, maupun Himpsi di kabupaten/kota, sehingga ia menyarankan pengurus Himpsi di provinsi segera membentuk Himpsi di kabupaten/kota yang belum terbentuk.
Ketika kolaborasi berjalan baik, lanjutnya lagi, maka para psikolog dapat membantu menuntaskan berbagai masalah, termasuk masalah COVID-19 yang hingga kini masih menjadi masalah, apalagi semua pihak berharap pandemi ini segera berlalu.
"Dalam penanganan COVID-19 banyak pakar yang terlibat di dalamnya, di situ ada ahli gizi, antropologi, psikolog, ahli ekonomi, dan lainnya. Masih banyak hal lain yang juga bisa melibatkan psikolog. Jadi, sekali lagi saya katakan, kuncinya adalah kolaborasi," ujar Andik lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Hasil pertemuan saya dengan sejumlah pakar, termasuk pakar gizi, psikolog memiliki peranan penting dalam mencegah sekaligus menurunkan angka stunting," ujar Sekretaris Himpsi Pusat Andik Matulessy di Balikpapan, Minggu.
Malam sebelumnya, tepatnya saat ia melantik pengurus Himpsi Kaltim periode 2021-2025 di salah satu hotel di Balikpapan pada Sabtu (12/2) malam, ia mengatakan bahwa setidaknya ada empat pakar yang yang terlibat dalam pencegahan maupun penanganan stunting, dua diantaranya adalah pakar gizi dan psikolog.
Psikolog dinilai memiliki peran strategis dalam menangani stunting karena, psikolog diantaranya memiliki kemampuan untuk menstabilkan mental calon ibu maupun ibu yang sedang mengandung, hingga psikologi keluarga.
Mencegah stunting bisa dilakukan sejak masa kehamilan atau anak sejak dalam perut, yakni dengan meningkatkan asupan gizi ibu hamil dengan makanan yang berkualitas baik, namun kestabilan mental ibu juga turut berpengaruh.
"Untuk itu, Himpsi Kaltim harus terus melakukan kolaborasi, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menangani berbagai permasalahan di masyarakat, baik itu masalah stunting, pendidikan, maupun masalah apapun," kata Andik.
Kolaborasi, lanjutnya, bisa dilakukan dengan pemerintah, pihak swasta, lembaga, maupun Himpsi di kabupaten/kota, sehingga ia menyarankan pengurus Himpsi di provinsi segera membentuk Himpsi di kabupaten/kota yang belum terbentuk.
Ketika kolaborasi berjalan baik, lanjutnya lagi, maka para psikolog dapat membantu menuntaskan berbagai masalah, termasuk masalah COVID-19 yang hingga kini masih menjadi masalah, apalagi semua pihak berharap pandemi ini segera berlalu.
"Dalam penanganan COVID-19 banyak pakar yang terlibat di dalamnya, di situ ada ahli gizi, antropologi, psikolog, ahli ekonomi, dan lainnya. Masih banyak hal lain yang juga bisa melibatkan psikolog. Jadi, sekali lagi saya katakan, kuncinya adalah kolaborasi," ujar Andik lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022