Kota Bangun (ANTARA Kaltim) - Pada kunjungan kerja ke Kutai Kartanegara (Kukar), Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak dan rombongan mengunjungi pengungsi banjir di Desa Tabalai Indah, Kecamatan Muara Kaman.

Gubernur menemui ratusan pengungsi  yang berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Muara Kaman yang terendam banjir sejak dua bulan lalu.  

Gubernur Awang Faroek yang pada kunjungannya kali ini juga didampingi Bupati Kukar Rita Widyasari, mengaku sangat prihatin menyaksikan kondisi para pengungsi.

Dia pun memuji langkah cepat jajaran Pemprov Kaltim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kaltim yang melakukan sejumlah tindakan untuk penanggulangan banjir di wilayah tersebut.  

"Bencana itu datangnya tidak bisa diduga, semua sudah ditetapkan Allah SWT. Kita harus siap menghadapinya. Untuk kita semua, dan terkhusus Pemkab Kukar, ke depan harus bisa mengantisipasi musibah banjir ini," kata Awang Faroek, Senin (3/6).

Gubernur menyambut baik dan mendukung penuh rencana Pemkab Kukar yang disampaikan Bupati Rita Widyasari, untuk melakukan relokasi warga yang tinggal di desa-desa pada kawasan terendam banjir, khususnya di Kecamatan Muara Kaman, ke daerah yang memiliki dataran lebih tinggi.

"Saya sangat mendukung rencana relokasi ini.  Tentu dengan syarat warganya bersedia di relokasi dan diiringi dengan perencanaan yang baik," ucapnya.  

Gubernur berharap musibah banjir yang dialami warga Kukar dalam dua bulan terakhir dapat segera berakhir, sehingga warga bisa kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.  

"Semoga tidak terlalu lama. Kasihan anak-anak tidak bisa bersekolah," ujar Awang.  

Sebelumnya, Kepala BPBD Kaltim, Wahyu Widhi Heranata, melaporkan hasil pemantauan Pusdalops-PB BPBD Kaltim, awal bencana banjir terjadi pada 9 April 2013, tepatnya di delapan kecamatan wilayah,  yaitu Kecamatan Muara Wis yang merendam 837 unit rumah di empat desa dan Muara Kaman 15 desa, 2.940 unit rumah, 4.041 KK/15.284 jiwa dan jumlah pengungsi sekitar 123 KK/479 jiwa).

Selanjutnya, Muara Muntai satu desa, 914 rumah, Kota Bangun 10 desa, 1.856 rumah, Kenohan tiga desa, 865 rumah, Tabang 18 desa, 2.741 rumah, Kembang Janggut 11 desa, 1.943 rumah dan Sebulu 10 desa, 2.781 rumah. Khusus untuk Muara Kaman, korban banjir menempati dua posko pengungsian, yaitu di Desa Benua Lawas 43 KK/160 jiwa dan Desa Gunung Tabalai 80 KK/319 jiwa.

"Ketinggian air yang tergenang di rumah warga bervariasi, antara 15 cm hingga 2 meter. Penyebab banjir tersebut selain karena curah hujan yang tinggi, juga bertepatan dengan air pasang," jelas Wahyu Widhi.

Dikatakan, Pemprov Kaltim telah menyalurkan bantuan kepada pengungsi berupa sarung, matras alat tidur, terpal/tenda plastik dan tali nilon, kelambu, baju kaos, kompor bio massa, selimut, kids ware, seragam SD, SMP dan SMA untuk laki-laki dan perempuan. Selain peralatan dan perlengkapan sehari-hari, sejumlah bahan makanan juga sudah disalurkan seperti beras, mie instant, minyak goreng, sardines, gula, saos tomat, sambal dan kecap.

"Dinas Sosial telah melakukan berbagai koordinasi dengan BPBD untuk membantu dan telah melakukan dropping beras sebanyak 18 ton serta peralatan lainnya untuk kebutuhan pengungsi seperti family kit, mie instant dan sebagainya. Dengan bantuan tersebut diharapkan para pengungsi akan terbantu. Kita juga sudah berusaha memaksimalkan fungsi Puskesmas di wilayah terdekat," imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Awang Faroek bersama Bupati Rita Widyasari melakukan video conference dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekaligus melaporkan bencana banjir dan rencana antisipasi ke depan. Gubernur juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pengungsi di Desa Tabalai Indah.  (Humas Prov kaltim/her/adv)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013