Samarinda (ANTARA Kaltim)- Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur mengadakan pelatihan pemasangan dan pencabutan alat kotrasepsi IUD dan Implant.

"Ada 12 dokter perempuan dari delapan kabupaten di Kaltim yang mengikuti pelatihan tini," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Jufri Yasin, Senin, (27/5)

Ia mengatakan, berdasarkan UU No.52 /2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yang menyatakan bahwa dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas,maka perlu dilakukan berbagai upaya.

Upaya-upaya tersebut di antarnya pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian ibu dan anak, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk,peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga serta pengaturan perkawinan dan kehamilan.

Menurut Jufri Yasin, program kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB)  di Provinsi Kalimantan Timur sedang menghadapi tantangan karena program KKB selama sepuuh tahun terakhir mengalami stagnan.

Adapun berdasarkan data bahwa angka kelahiran (TFR) di Kaltim mencapai 2,8 persen, kemudian angka prevelensi peserta KB (CPR) mencapai 60,1 persen, sedangkan angka   masyarakat yang ingin ber KB  namun belum terlayani (unmet need) sebesar 8,6 persen lebih tinggi dari angka nasional yang hanya 8,5 persen.

Jufri Yasin menjelaskan untuk mengatasi  tingginya angka kelahiran, guna menekan angka kematian ibu dan anak serta memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin ber KB maka  salah satu upaya  adalah dengan melakukan pelatihan pemasangan dan pencabutan IUD dan implant bagi dokter..

"Saya berharap dengan adanya berbagai pelatihan seperti pelatihan pemasangan dan pencabutan IUD dan Implat serta pelatihan metode operasi wanita (MOW) dan  metode operasi pria  (MOP) dapat menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kepesertaan KB di Kaltim,"katanya.

Sementara itu Ketua panitia pelaksana, Husnul Haimah mengatakan tujuan dari pelatihan tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan esensial dalam menangani komplikasi , efek samping dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemasangan dan pencabutan  IUD dan Implant.

Peserta pelatihan sebanyak 12 dokter yang berasal dari Kabupaten Paser sebanyak 2 orang, Kabupaten Nunukan 1 orang, Kabupaten Berau 1 orang, Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU), 1 orang. Kemudian dari Kabupaten Kutai Timur 2 orang, Kabupaten Tana Tidung 1 orang, Kabupaten Kutai Barat 1 orang dan Kota Samarinda 3 orang.

"Pelatihan ini dilaksanakan selama enam hari  terdiri dari teori dan praktek lapangan di rumah sakit bersalin PKBI Samarinda," ujarnya (*)

Pewarta: Rachmad

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013