Anggota DPRD Kota Samarinda, Kalimantan Timur meminta kepada Dinas Perindustrian (Disperin) setempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah agen, pengecer, hingga gudang, terkait minyak goreng yang masih langka dan mahal.


“Ada beberapa swalayan yang tidak tersedia minyak goreng, sementara di tingkat pengecer ada yang langka, namun ada juga minyak goreng tapi harganya mahal sehingga harus disidak,” kata Anggota Komisi IV DPRD Samarinda Ahmat Sopian Noor di Samarinda, Kamis.

Sidak sangat diperlukan untuk memastikan apakah minyak goreng stoknya cukup atau tidak di tingkat agen hingga stok di kawasan pergudangan. Kemudian hasilnya disampaikan kepada publik agar tidak menimbulkan keresahan.

Semua pihak juga diminta waspada dan melaporkan ke pihak terkait jika ketahuan ada yang menimbun dalam memanfaatkan gejolak ini. Laporan bisa disampaikan ke kepolisan setempat maupun ke pihak lain yang memiliki kewenangan untuk menindak.

Ia juga mengingatkan kepada kaum ibu untuk tidak melakukan aksi borong minyak goreng ketika belanja di saat barangnya ada, karena aksi borong bisa berpengaruh pada berbagai hal seperti harga bisa menjadi naik dan dikhawatirkan ada pihak yang sengaja menahan barang untuk tidak dijual sementara.
 
                 DPRD Samarinda (Dok ANTARA)


Berdasarkan pemantauan hari ini, sejumlah swalayan di Samarinda masih belum ada minyak goreng yang dipajang di rak seperti biasanya. Ketika ditanyakan ke pelayannya, ia menjawab masih kosong karena belum datang. Ditanya kapan datangnya, ia belum bisa memastikan.

Namun ketika ditanyakan berapa harga minyak goreng biasanya, ia mengatakan bahwa harga masih seperti yang biasa, yakni senilai Rp14 ribut untuk kemasan yang berisi 1 liter dan Rp28 ribu untuk kemasan yang berisi 2 liter.

Sedangkan di tingkat pengecer selain swalayan, stok minyak di toko memang masih ada meski tidak banyak, namun harganya masih sangat tinggi, yakni Rp21 ribu untuk kemasan 1 liter dan Rp40 ribu untuk kemasan yang berisi 2 liter.(Adv)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022