Nunukan (ANTARA Kaltim) - Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, saat ini sangat membutuhkan investor yang mampu membangun pabrik kelapa sawit.
H Herman, pengusaha lokal Pulau Sebatik, di Sebatik, Minggu, menjelaskan, pabrik kelapa sawit sangat dibutuhkan masyarakat khususnya yang memiliki perkebunan kelapa sawit yang luasnya diperkirakan mencapai 8.000-an hektare.
Sekarang ini, kata dia, belum ada investor yang memiliki keberanian membangun pabrik kelapa sawit di Pulau Sebatik sehingga hasil produksi kelapa sawit masih harus dipasarkan ke Tawau wilayah Sabah Malaysia.
"Selama ini produksi kelapa sawit petani disini (Sebatik) terpaksa dipasarkan ke Tawau akibat belum adanya pabrik yang tersedia," jelas pengusaha lokal yang sukses membangun Pulau Sebatik dengan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dan properti.
Ia mengatakan saat ini sedang dibangun pabrik kelapa sawit oleh mantan Bupati Nunukan, H Abdul Hafid yang terletak di Desa Bambangan Kecamatan Sebatik Barat.
"Mudah-mudahan pabrik yang sementara dibangun mantan Bupati Nunukan ini dapat menampung produksi kelapa sawit masyarakat di Pulau Sebatik ini," katanya.
Hanya saja, menurut dia, kemungkinan pabrik kelapa sawit milik mantan Bupati Nunukan tersebut tidak mampu menampung seluruh produksi jika 8.000 hektare lahan perkebunan kelapa sawit tersebut berproduksi.
Masalahnya, pabrik yang dibangun dengan biaya sendiri itu berkapasitas kecil sementara produksi kelapa sawit petani di pulau yang berbatasan dengan Sabah Malaysia saat semakin meningkat.
"Kalau semua lahan perkebunan kelapa sawit petani disini berproduksi semuanya, maka dengan satu pabrik saya rasa tidak mencukupi. Makanya perlu ada satu pabrik lagi," harapnya.
Namun dia mengakui kemungkinan belum adanya investor dari luar maupun lokal yang bersedia membangun pabrik kelapa sawit akibat belum tersedianya listrik yang memadai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
H Herman, pengusaha lokal Pulau Sebatik, di Sebatik, Minggu, menjelaskan, pabrik kelapa sawit sangat dibutuhkan masyarakat khususnya yang memiliki perkebunan kelapa sawit yang luasnya diperkirakan mencapai 8.000-an hektare.
Sekarang ini, kata dia, belum ada investor yang memiliki keberanian membangun pabrik kelapa sawit di Pulau Sebatik sehingga hasil produksi kelapa sawit masih harus dipasarkan ke Tawau wilayah Sabah Malaysia.
"Selama ini produksi kelapa sawit petani disini (Sebatik) terpaksa dipasarkan ke Tawau akibat belum adanya pabrik yang tersedia," jelas pengusaha lokal yang sukses membangun Pulau Sebatik dengan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dan properti.
Ia mengatakan saat ini sedang dibangun pabrik kelapa sawit oleh mantan Bupati Nunukan, H Abdul Hafid yang terletak di Desa Bambangan Kecamatan Sebatik Barat.
"Mudah-mudahan pabrik yang sementara dibangun mantan Bupati Nunukan ini dapat menampung produksi kelapa sawit masyarakat di Pulau Sebatik ini," katanya.
Hanya saja, menurut dia, kemungkinan pabrik kelapa sawit milik mantan Bupati Nunukan tersebut tidak mampu menampung seluruh produksi jika 8.000 hektare lahan perkebunan kelapa sawit tersebut berproduksi.
Masalahnya, pabrik yang dibangun dengan biaya sendiri itu berkapasitas kecil sementara produksi kelapa sawit petani di pulau yang berbatasan dengan Sabah Malaysia saat semakin meningkat.
"Kalau semua lahan perkebunan kelapa sawit petani disini berproduksi semuanya, maka dengan satu pabrik saya rasa tidak mencukupi. Makanya perlu ada satu pabrik lagi," harapnya.
Namun dia mengakui kemungkinan belum adanya investor dari luar maupun lokal yang bersedia membangun pabrik kelapa sawit akibat belum tersedianya listrik yang memadai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013