Samarinda (ANTARA Kaltim) - Masih seperti Jaring Aspirasi (Reses) sebelumnya, dua daerah di Kutai Kartanegara dan Kutai Barat yang menjadi daerah pemilihan Anggota DPRD Kaltim, Iwan Santoso Lolang, sebagian besar diwarnai keluhan perbaikan jalan, perhatian di bidang pertanian, perkebunan maupun kesehatan.
"Pertanian dan perkebunan merupakan bidang yang perlu diperhatikan secara serius, warga juga harus terus didukung dan didorong agar sektor ini secara bertahap bisa menopang keseimbangan alam akibat maraknya pertambangan di bumi Kalimantan Timur ini," kata Iwan Santoso Lolang, Selasa (23/4) kemarin, menjelaskan hasil resesnya di daerah pemilihan III.
Menurut politisi Gerindra ini, seperti harapan bantuan untuk perbaikan saluran irigasi di Desa Jonggon A dan B, Kecamatan Loa Kulu, karena banjir dan longsor dari limbah bekas galian tambang batu bara.
"Ini yang menjadi penyebab hasil panen padi masyarakat berkurang baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Bahkan hampir gagal panen," ungkap Iwan Lolang.
Sementara di Desa Jonggon C dan D , Kecamatan Loa Kulu, keluhan terkait perbaikan jembatan tetap disuarakan. Kondisi yang sudah mengkhawatirkan, mengingat jembatan itu menjadi nadi transportasi penghubung perekonomian di daerah tersebut, wajar jika Iwan Lolang berharap pemerintah bisa memberikan respons cepat.
Konflik klaim tanah antara perusahaan sawit dan warga lokal juga jadi perhatian Iwan.
"Selain itu masalah ganti rugi lahan dengan perusahaan sawit HTI yang sampai sekarang tidak ada penyelesaian, perlu segera dituntaskan. Selain akan mempermudah proses pembangunan, membangun hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat sekitar, juga menjadi barometer kepedulian pemerintah. Jangan sampai warga disana hilang kepercayaan terhadap pemerintah yang lamban," kata iwan Lolang.
Kondisi berbeda ditemukan di Desa Jahab. Harapan masyarakat akan bantuan perbaikan bangunan balai adat, disampaikan kepada Iwan Lolang.
"Hal menarik mengingat hukum adat masih sangat berpengaruh. Perbaikan rumah adat itu sekaligus menjaga cagar budaya demi perkembangan dan kemajuan kegiatan adat masyarakat di desa mereka," kata Iwan Lolang. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/dhi/mir)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Pertanian dan perkebunan merupakan bidang yang perlu diperhatikan secara serius, warga juga harus terus didukung dan didorong agar sektor ini secara bertahap bisa menopang keseimbangan alam akibat maraknya pertambangan di bumi Kalimantan Timur ini," kata Iwan Santoso Lolang, Selasa (23/4) kemarin, menjelaskan hasil resesnya di daerah pemilihan III.
Menurut politisi Gerindra ini, seperti harapan bantuan untuk perbaikan saluran irigasi di Desa Jonggon A dan B, Kecamatan Loa Kulu, karena banjir dan longsor dari limbah bekas galian tambang batu bara.
"Ini yang menjadi penyebab hasil panen padi masyarakat berkurang baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Bahkan hampir gagal panen," ungkap Iwan Lolang.
Sementara di Desa Jonggon C dan D , Kecamatan Loa Kulu, keluhan terkait perbaikan jembatan tetap disuarakan. Kondisi yang sudah mengkhawatirkan, mengingat jembatan itu menjadi nadi transportasi penghubung perekonomian di daerah tersebut, wajar jika Iwan Lolang berharap pemerintah bisa memberikan respons cepat.
Konflik klaim tanah antara perusahaan sawit dan warga lokal juga jadi perhatian Iwan.
"Selain itu masalah ganti rugi lahan dengan perusahaan sawit HTI yang sampai sekarang tidak ada penyelesaian, perlu segera dituntaskan. Selain akan mempermudah proses pembangunan, membangun hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat sekitar, juga menjadi barometer kepedulian pemerintah. Jangan sampai warga disana hilang kepercayaan terhadap pemerintah yang lamban," kata iwan Lolang.
Kondisi berbeda ditemukan di Desa Jahab. Harapan masyarakat akan bantuan perbaikan bangunan balai adat, disampaikan kepada Iwan Lolang.
"Hal menarik mengingat hukum adat masih sangat berpengaruh. Perbaikan rumah adat itu sekaligus menjaga cagar budaya demi perkembangan dan kemajuan kegiatan adat masyarakat di desa mereka," kata Iwan Lolang. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/dhi/mir)
Editor : Arief Mujayatno
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013