Dolar AS pulih dari kerugian sesi sebelumnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah laporan varian baru virus corona Omicron menyebar dan harga minyak turun, merugikan mata uang komoditas.
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,1 persen di sore hari di New York setelah jatuh 0,3 persen di pagi hari. Greenback naik terhadap dolar Kanada, Australia dan Selandia Baru serta terhadap euro dan pound Inggris.
"Apa yang Anda lihat adalah langkah risk-off klasik di pasar valas dan itu berarti dolar mengungguli mata uang komoditas," kata Erik Bregar, analis valuta asing independen.
Namun, dolar melemah terhadap mata uang yen Jepang, yang sering dilihat sebagai tempat yang lebih aman, turun 0,3 persen menjadi 112,805 yen.
Pergeseran tersebut menggarisbawahi kerapuhan kurs valuta asing dari jam ke jam karena para pedagang mempertimbangkan apa yang mungkin dilakukan varian Omicron terhadap rencana yang diisyaratkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Selasa (30/11/2021) untuk bergerak lebih cepat menaikkan suku bunga AS.
Varian ini menjadi dominan di Afrika Selatan dan telah muncul di Amerika Serikat.
"Kami mendapatkan klaim yang bertentangan tentang varian baru ini, dan komentar Powell benar-benar membuat pasar bingung," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex.
"Orang-orang masih cukup gugup," kata Chandler.
Rebound dolar dimulai ketika laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS meningkat pada November di tengah permintaan yang kuat untuk barang-barang, menjaga inflasi tetap tinggi ketika pabrik-pabrik terus berjuang dengan kekurangan bahan baku terkait pandemi.
Laporan sebelumnya tentang penggajian swasta AS menunjukkan bahwa (laporan) Jumat (3/12/2021) akan membawa "laporan pekerjaan yang solid" ketika pemerintah memposting angka penggajian yang lebih komprehensif, kata Chandler.
"Data pekerjaan AS pada Jumat (3/12/2021) adalah hal besar berikutnya," katanya.
Greenback melonjak hampir 7,0 persen tahun ini. November adalah bulan terkuat sejak Juni. Euro kehilangan 0,2 persen hari ini menjadi 1,1314 dolar AS.
Pound Inggris, sering dianggap sebagai mata uang risk-on, turun kembali 0,2 persen terhadap dolar setelah naik 0,4 persen. Pound sedang berjuang untuk pulih setelah mencapai level terendah dalam hampir satu tahun awal pekan ini di tengah kekhawatiran atas efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.
Dolar Australia kehilangan 0,4 persen menjadi 0,7103 dolar AS dan dolar Selandia Baru kehilangan 0,3 persen menjadi 0,6805 dolar AS.
Sebelum kemunduran yang disebabkan oleh munculnya Omicron, pendorong utama nilai tukar adalah ekspektasi kecepatan yang berbeda di mana bank-bank sentral akan menaikkan suku bunga.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin naik kurang dari satu persen pada 57.220 dolar AS pada pukul 20.17 GMT.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,1 persen di sore hari di New York setelah jatuh 0,3 persen di pagi hari. Greenback naik terhadap dolar Kanada, Australia dan Selandia Baru serta terhadap euro dan pound Inggris.
"Apa yang Anda lihat adalah langkah risk-off klasik di pasar valas dan itu berarti dolar mengungguli mata uang komoditas," kata Erik Bregar, analis valuta asing independen.
Namun, dolar melemah terhadap mata uang yen Jepang, yang sering dilihat sebagai tempat yang lebih aman, turun 0,3 persen menjadi 112,805 yen.
Pergeseran tersebut menggarisbawahi kerapuhan kurs valuta asing dari jam ke jam karena para pedagang mempertimbangkan apa yang mungkin dilakukan varian Omicron terhadap rencana yang diisyaratkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Selasa (30/11/2021) untuk bergerak lebih cepat menaikkan suku bunga AS.
Varian ini menjadi dominan di Afrika Selatan dan telah muncul di Amerika Serikat.
"Kami mendapatkan klaim yang bertentangan tentang varian baru ini, dan komentar Powell benar-benar membuat pasar bingung," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex.
"Orang-orang masih cukup gugup," kata Chandler.
Rebound dolar dimulai ketika laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS meningkat pada November di tengah permintaan yang kuat untuk barang-barang, menjaga inflasi tetap tinggi ketika pabrik-pabrik terus berjuang dengan kekurangan bahan baku terkait pandemi.
Laporan sebelumnya tentang penggajian swasta AS menunjukkan bahwa (laporan) Jumat (3/12/2021) akan membawa "laporan pekerjaan yang solid" ketika pemerintah memposting angka penggajian yang lebih komprehensif, kata Chandler.
"Data pekerjaan AS pada Jumat (3/12/2021) adalah hal besar berikutnya," katanya.
Greenback melonjak hampir 7,0 persen tahun ini. November adalah bulan terkuat sejak Juni. Euro kehilangan 0,2 persen hari ini menjadi 1,1314 dolar AS.
Pound Inggris, sering dianggap sebagai mata uang risk-on, turun kembali 0,2 persen terhadap dolar setelah naik 0,4 persen. Pound sedang berjuang untuk pulih setelah mencapai level terendah dalam hampir satu tahun awal pekan ini di tengah kekhawatiran atas efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.
Dolar Australia kehilangan 0,4 persen menjadi 0,7103 dolar AS dan dolar Selandia Baru kehilangan 0,3 persen menjadi 0,6805 dolar AS.
Sebelum kemunduran yang disebabkan oleh munculnya Omicron, pendorong utama nilai tukar adalah ekspektasi kecepatan yang berbeda di mana bank-bank sentral akan menaikkan suku bunga.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin naik kurang dari satu persen pada 57.220 dolar AS pada pukul 20.17 GMT.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021