Pemerintah memperpanjang penerapan PPKM luar Jawa dan Bali dua pekan ke depan atau hingga 22 November mendatang.

Seperti daerah lainnya di Indonesia, Kalimantan Selatan juga mendapat asesmen situasi COVID-19 selama PPKM periode 19 Oktober hingga 8 November 2021.

Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan, Kalsel berada di level 2 dengan transmisi komunitas rendah, kapasitas respon sistem kesehatan sedang dan capaian vaksinasi masih terbatas.

Dari aspek transmisi komunitas, dalam tiga pekan periode PPKM tersebut situasi COVID-19 Kalsel semakin membaik.

Jumlah kasus konfirmasi sepekan terakhir pada 25 Oktober sebanyak 64 dengan angka kematian yang dilaporkan 4 orang.

Pada 1 November, jumlah kasus konfirmasi dalam sepekan kembali menurun menjadi 47 tetapi kasus kematian masih terjadi sebanyak 4 orang.

Sedangkan pada 8 November, warga yang dikonfirmasi positif dalam satu pekan turun lagi menjadi 32 dan hanya ada satu kasus kematian yang dilaporkan.

Menurut anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D, penurunan kasus COVID-19 di Kalsel tersebut karena laju penularan semakin melemah. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat positivitas yang sudah sangat rendah.

Jika pada 19 Oktober tingkat positivitas per pekan sebesar 0,5 persen, maka saat ini angkanya semakin rendah ke titik 0,2 persen.

Namun, ada sejumlah titik permasalahan disoroti Muttaqin yang tidak hanya terjadi di Kalimantan Selatan tetapi juga di sebagian provinsi di Indonesia, yaitu melonjaknya mobilitas penduduk, semakin longgarnya protokol kesehatan, masih belum tercapainya target vaksinasi dan adanya varian baru virus corona yang berbahaya di luar negeri.

Seiring diturunkannya restriksi karena membaiknya level PPKM di tingkat provinsi, kabupaten dan kota di Indonesia, aktivitas ekonomi kembali menggeliat dan mobilitas penduduk pun melonjak.

"Sayangnya peningkatan mobilitas tersebut tidak diimbangi dengan penguatan protokol kesehatan di masyarakat," katanya di Banjarmasin, Kamis.

Data Satgas COVID-19 Pusat menunjukkan ada 12 provinsi yang mengalami penurunan kepatuhan masyarakat dalam memakai masker pada periode 1-7 November 2021 dibandingkan periode 25-31 Oktober 2021.

Untuk kepatuhan menjaga jarak lebih parah karena terjadi penurunan di 17 provinsi.

"Penguatan prokes saat COVID-19 melandai harus digelorakan terus," tutur Muttaqin.
 
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (ANTARA/Firman)


Ketimpangan vaksinasi

Kementerian Kesehatan mencatat capaian vaksinasi per 10 November 2021 pada tingkat nasional untuk dosis satu sudah sebanyak 61 persen dari target atau 47 persen dari jumlah penduduk.

Sayangnya ketimpangan vaksinasi di Indonesia cukup tinggi, sebab hanya 18 dari 34 provinsi dan 253 dari 514 kabupaten/kota yang sudah menembus target dosis satu lebih 50 persen.

Khusus realisasi sasaran vaksinasi lansia untuk dosis satu, baru ada enam provinsi yang melewati 50 persen. Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota baru 109 wilayah yang dapat mewujudkannya.

Adapun realisasi vaksinasi dosis kedua atau vaksinasi lengkap di Indonesia baru sebesar 39 persen dari target atau 30 persen dari 270 juta penduduk.

Pada tingkat provinsi hanya ada empat wilayah yang vaksinasi lengkapnya sudah menembus realisasi 50 persen dari target.

Sementara pada tingkat kabupaten/kota baru baru 96 daerah. Capaian vaksinasi lengkap ini sangat penting, mengingat sebagian besar efektivitas vaksin akan lebih tinggi jika seseorang sudah mendapatkan suntikan dosis yang kedua.

"Dengan masih terbatasnya capaian vaksinasi di Indonesia, maka ancaman COVID-19 di Nusantara belum pudar," ujar Muttaqin.

Sebab satu sisi masih banyak penduduk yang belum divaksinasi sehingga mereka menghadapi risiko yang lebih tinggi jika terpapar.

Di sisi lain, ada negara dengan capaian vaksinasi sudah mencapai batas 60-70 persen dari jumlah penduduk tetap mengalami ledakan kasus COVID-19 seperti Singapura dan Inggris.

"Masalah ini mengindikasikan tidak ada jaminan jika 60-70 persen penduduk sudah divaksinasi lengkap maka akan terbentuk kekebalan komunitas," ujarnya.

Sebab ada faktor mutasi virus yang memunculkan varian-varian baru yang lebih berbahaya dan dapat menurunkan efikasi vaksin.

Karena itu, kata dia, sangat penting di tengah semakin rendahnya penularan kasus COVID-19 saat ini kewaspadaan tidak boleh mengendur.

Muttaqin menekankan pintu-pintu masuk ke Indonesia perlu dijaga dari kemungkinan lolosnya warga negara asing yang membawa bibit varian berbahaya. Begitu juga WNI yang kembali dari luar negeri wajib menjalani karantina sesuai ketentuan.

"Strategi 3T (testing, tracing dan treatment), edukasi dan penerapan prokes di masyarakat juga harus diperkuat. Sementara mobilitas penduduk jangan dibiarkan terlalu tinggi seperti saat ini," ucapnya.

Untuk vaksinasi, selain percepatan realisasi target juga bagaimana mengurangi ketimpangan capaiannya, yakni mengurangi jarak capaian vaksinasi antara Jawa-Bali dengan di luar Jawa-Bali serta antara kabupaten dengan kota.


 

Satgas kepatuhan prokes

Polda Kalimantan Selatan membentuk Satuan tugas (Satgas) Kepatuhan Protokol Kesehatan untuk penegakan disiplin prokes di masyarakat.

Terdiri dari beberapa satuan fungsi yang dikomandoi Direktorat Samapta, satgas bergerak setiap hari menyasar berbagai tempat untuk pendisiplinan prokes warga ketika beraktivitas.

Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto menegaskan pihaknya tetap konsisten mencegah dan menangani pandemi COVID-19 meski Operasi Aman Nusa II telah berakhir 2 Agustus 2021 lalu.

"Jadi saat ini pengerahan anggota di lapangan dilanjutkan pelaksanaan kegiatan rutin yang ditingkatkan sebagaimana perintah Kapolri," katanya.

Kehadiran anggota secara rutin mengingatkan penerapan prokes seperti menggunakan masker dan menjaga jarak diharapkan agar masyarakat tidak lengah bahwa penularan COVID-19 masih terjadi mengancam siapapun, dimanapun dan kapanpun.

"Dalam pelaksanaannya tetap mengedepankan preemtif dan preventif dengan sikap humanis karena sejatinya ini operasi kemanusiaan dalam rangka penanggulangan bencana kesehatan," jelas Kapolda.

Di samping itu, Polda Kalsel dan 13 Polres jajaran juga gencar melakukan serbuan vaksinasi termasuk mendukung pengamanannya mana kala pemberian vaksin digelar instansi lain.

"Gerai vaksin presisi saya perintahkan dibuka setiap hari sesuai ketersediaan stok vaksin. Lakukan jemput bola ke kantong-kantong masyarakat yang belum terjamah vaksin," tutur Rikwanto.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalsel per tanggal 10 November 2021, tersisa 45 pasien COVID-19 dalam perawatan dengan kasus harian terkonfirmasi positif bertambah 6 orang dan pasien sembuh 2 orang tanpa ada laporan kematian.

Melandainya kasus penularan COVID-19 ini pun diharapkan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muhamad Muslim dapat terus terjaga trennya seiring capaian vaksinasi menuju target yang dicanangkan pemerintah daerah.

Namun, disiplin prokes juga jangan sampai diabaikan masyarakat mengingat antara vaksin dan prokes jadi kesatuan dalam upaya memutus rantai penularan COVID-19 agar pandemi benar-benar berakhir.

"Vaksinasi bergerak yang dibantu TNI-Polri terus kami laksanakan di 13 kabupaten dan kota menuju tiga juta orang penduduk Kalsel divaksin," ujarnya.

Kementerian Kesehatan RI merilis jumlah penduduk Kalsel yang sudah divaksinasi per 10 November 2021, dosis pertama 1.356.241 orang dan dosis kedua 841.965 orang.

Adapun target penduduk divaksinasi sebanyak 3.161.137 orang dengan jumlah penduduk Kalsel berdasarkan sensus 2020 sebanyak 4.073.584 jiwa.

Capaian vaksinasi dari target dosis pertama 43 persen dan dosis kedua 27 persen. Sementara capaian vaksinasi jika merujuk dari jumlah penduduk dosis pertama 33 persen dan dosis kedua atau vaksinasi lengkap 21 persen.*
 

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021