Samarinda (ANTARA Kaltim) - Proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Provinsi Kaltim secara keseluruhan bernilai investasi sebesar Rp688,3 triliun dengan jumlah proyek mencapai 157 unit.
"Rincian dari 157 proyek itu, berupa pembangunan infrastruktur sebanyak 43 proyek, peternakan 20 proyek, perkebunan sawit 36 proyek, dan perkayuan 16 proyek," ujar Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy di Samarinda, Selasa.
Proyek lainnya berupa pengembangan kepariwisataan terdapat empat proyek, perkebunan karet dua proyek, batubara 14 proyek, dan migas 10 proyek. Semua proyek itu tersebar di empat pusat pertumbuhan di Kaltim, yakni lokasi khusus 1, 2, 3, dan lokasi khusus 7.
Beberapa proyek yang telah dilakukan peletakan batu pertama adalah pabrik Amonium Nitrat di Bontang oleh Menteri Pertahanan, pembangunan power plant 2 x 110 mega watt (mw) oleh Menteri BUMN.
Kemudian power plant 2 x 41 mw di Senipah dan 2 x 25 di Karingau, termasuk peletakan batu pertama pembangunan jalan bebas hambatan atau jalan tol oleh Gubernur Kaltim.
Pembangunan Kayan Delta Food Estate (kawasan pengembangan tanaman pangan) di Bulungan oleh Menteri Pertanian.
Sedangkan sejumlah proyek MP3EI yang telah diresmikan operasinalnya oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Oktober 2012 antara Pelabuhan Internasional Peti Kemas Karinagau, Terminal Baru Bandara Kalimarau di Berau.
Pemprov Kaltim, lanjutnya, juga mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk menjadikan Maloy di Kabupaten Kutai Timur sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui pengelolaan bersama, yakni antara Perusda Melati Bhakti Satya dengan PT Trans Kalimantan Economic Zone dan PT Batuta Chemical Industrial Park.
KEK yang diusulkan itu telah diberi nama Maloy Trans Kalimantan Economic Zone (MTKEZ). Kawasan itu akan memanfaatkan lahas seluas 32.800 hektare untuk berbagai kegiatan ekonomi mulai industri hulu hingga hilir.
Di masa mendatang, lanjutnya, akan dilakukan peletakakan batu pertama proyek MP3EI lainnya, seperti KEK Maloy Trans Kalimantan Economic Zone, pembangunan Jembatan Pulau Balang dengan bentang panjang 1.344 meter.
Kemudian pembangunan terminal minyak mentah di Lawe-lawe Kabupaten Penajam Paser Utara, pembangunan rel kereta api dari Muara Wahau ke Lubuk Tutung sepanjang 135 km, pembangunan power palnt 1.400 mw dan smelter aluminium kerja sama Ras Al-Khaimah (Mec dan Nalco).
Termasuk pembangunan rel kereta api oleh Kalimantan Rail dari Rusia sepanjang 203 km, mulai dari Puruk Cahu Kecamatan Tanjung Isui, Kutai Barat hingga Kota Balikpapan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Rincian dari 157 proyek itu, berupa pembangunan infrastruktur sebanyak 43 proyek, peternakan 20 proyek, perkebunan sawit 36 proyek, dan perkayuan 16 proyek," ujar Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy di Samarinda, Selasa.
Proyek lainnya berupa pengembangan kepariwisataan terdapat empat proyek, perkebunan karet dua proyek, batubara 14 proyek, dan migas 10 proyek. Semua proyek itu tersebar di empat pusat pertumbuhan di Kaltim, yakni lokasi khusus 1, 2, 3, dan lokasi khusus 7.
Beberapa proyek yang telah dilakukan peletakan batu pertama adalah pabrik Amonium Nitrat di Bontang oleh Menteri Pertahanan, pembangunan power plant 2 x 110 mega watt (mw) oleh Menteri BUMN.
Kemudian power plant 2 x 41 mw di Senipah dan 2 x 25 di Karingau, termasuk peletakan batu pertama pembangunan jalan bebas hambatan atau jalan tol oleh Gubernur Kaltim.
Pembangunan Kayan Delta Food Estate (kawasan pengembangan tanaman pangan) di Bulungan oleh Menteri Pertanian.
Sedangkan sejumlah proyek MP3EI yang telah diresmikan operasinalnya oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Oktober 2012 antara Pelabuhan Internasional Peti Kemas Karinagau, Terminal Baru Bandara Kalimarau di Berau.
Pemprov Kaltim, lanjutnya, juga mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk menjadikan Maloy di Kabupaten Kutai Timur sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui pengelolaan bersama, yakni antara Perusda Melati Bhakti Satya dengan PT Trans Kalimantan Economic Zone dan PT Batuta Chemical Industrial Park.
KEK yang diusulkan itu telah diberi nama Maloy Trans Kalimantan Economic Zone (MTKEZ). Kawasan itu akan memanfaatkan lahas seluas 32.800 hektare untuk berbagai kegiatan ekonomi mulai industri hulu hingga hilir.
Di masa mendatang, lanjutnya, akan dilakukan peletakakan batu pertama proyek MP3EI lainnya, seperti KEK Maloy Trans Kalimantan Economic Zone, pembangunan Jembatan Pulau Balang dengan bentang panjang 1.344 meter.
Kemudian pembangunan terminal minyak mentah di Lawe-lawe Kabupaten Penajam Paser Utara, pembangunan rel kereta api dari Muara Wahau ke Lubuk Tutung sepanjang 135 km, pembangunan power palnt 1.400 mw dan smelter aluminium kerja sama Ras Al-Khaimah (Mec dan Nalco).
Termasuk pembangunan rel kereta api oleh Kalimantan Rail dari Rusia sepanjang 203 km, mulai dari Puruk Cahu Kecamatan Tanjung Isui, Kutai Barat hingga Kota Balikpapan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013