Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Tutuk SH Cahyono menilai terkendalinya inflasi Kaltim pada Oktober yang sebesar 0,04 persen, disebabkan kuatnya peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menjalin koordinasi.
 

"Koordinasi dalam kerangka TPID sangat efektif dalam pengendalian laju inflasi, terbukti inflasi di Kaltim selalu terkendali, termasuk inflasi pada Oktober yang terkendali di 0,04 persen," ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kaltim Tutuk SH Cahyono di Samarinda, Selasa.
 
Untuk itu, lanjutnya, koordinasi dalam kerangka TPID di Kaltim harus terus dilakukan guna menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga, sehingga laju inflasi dari waktu ke waktu tetap dapat dikendalikan.
 
Pada Oktober 2021, lanjutnya, TPID Kaltim telah melakukan rapat koordinasi teknis untuk pembentukan Kios Inflasi Digital (KID) di Kota Samarinda, sebagai tindak lanjut dari audiensi KPw Provinsi Kaltim bersama Wali Kota Samarinda, terkait rencana pembentukan KID Kota Samarinda.
 
Ia juga mengatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada Oktober 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,04 (mtm), lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat 0,15 persen.
 
"Secara tahunan, inflasi IHK Oktober 2021 tercatat sebesar 1,91 persen (yoy) atau inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 1,28 persen (ytd)," ucap Tutuk.
 
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, lebih rendahnya inflasi pada Oktober 2021 terutama bersumber dari deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok pakaian dan alas kaki.
 
Komoditas hortikultura menjadi penyumbang utama deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan pasokan yang kembali berlimpah. 
 
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami deflasi sebesar 0,30 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatatkan inflasi yang cukup tinggi mencapai 0,50 persen.
 
Salah satu faktor utama deflasi pada kelompok tersebut adalah deflasi komoditas hortikultura seperti kangkung, bayam, tomat, cabai rawit dan sawi.
 
"Komoditas kangkung dan bayam menjadi komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, bahkan tercatat mengalami perubahan harga masing-masing sebesar 15,65 persen dan minus 17,43 persen," katanya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021