Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor bertemu utusan Presiden Seychelles (negara di Afrika bagian Timur) untuk ASEAN, Nico Barito menindaklanjuti rencana pembangunan Blue Economy atau ekonomi biru di kawasan Pulau Maratua, Kabupaten Berau.


Gubernur Isran Noor mengungkapkan pembangunan Blue Economy sudah dibahas ditingkat pimpinan negara-negara ASEAN dan sudah disepakati lokasi untuk pilot projectnya di wilayah pesisir Kaltim yakni Pulau Maratua, Kabupaten Berau. 

Konsep pembangunan Blue Economy lanjut Isran sudah lama ada dan kebetulan bertemu dengan teman lama seorang negosiator Nico Barito, yang dulunya bekerja di PBB dan sekarang menjadi Utusan Khusus Presiden Seychelles di ASEAN. 

“Banyak hal lain yang mau kita bahas, hal-hal lain yang ingin kita kembangkan atau yang ada hubungannya atau inline antara blue economy dengan program pembangunan penurunan emisi karbon. Mungkin tadi beliau menyarankan nanti di Glasgow ada pembicaraan kerja sama desentralisasi internasional,” kata Isran Noor di ruang kerja Kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin.

Sementara, Nico Barito mengungkapkan Maratua termasuk pulau ter luar, dengan lokasi strategis dan sudah dicanangkan sebagai zona Coral Triangle Initiative (CTI) oleh beberapa negara pada World Ocean Confrence 2009 di Manado, Sulawesi Utara. 

“CTI ini sudah menjadi sorotan beberapa negara yang memiliki kepentingan disana. Ada Malaysia, Filipina, Thailand, Kepulauan Solomon, Papua Nugini terus sampai ke selatan jadi coral triangle ini penting," kata Nico.

Dia mengatakan Maratua merupakan jantungnya CTI, makanya didorong sebagai daerah percontohan.

"Alhamdulillah pemerintah nasional sudah mendukung baik, Pak Menteri KKP juga sudah mendukung. Lalu kegiatan yang sudah launching di Maratua sebagai sebuah percontohan lokal, sudah diangkat menjadi konsep yang diadopsi juga oleh negara-negara ASEAN,” ungkap Nico Barito.

Untuk itu, ujar Nico, karena sudah dimulai serta mendapat dukungan Menteri KKP dan Presiden Ketiga Seychelles sebagai mentor ekonomi biru di dunia, sehingga jangan sampai ketinggalan dan harus dilanjutkan.
 
Dijelaskan, Kalimantan punya hutan hujan tropis, tentunya setiap kepala daerah juga berusaha menanam kembali atau menghijaukan kembali hutan, karena mempunyai nilai karbon.
 
Ekonomi biru berbicara soal nilal karbon laut. Dimana nilal karbon laut itu besarnya lebih besar dari nilai karbon darat, yaitu tiga kali lipatnya. 

"Jika ada dana-dana masuk untuk penurunan emisi karbon maka kita manfaatkan untuk pembangunan ekonomi lokal, masyarakat pesisir dan pulau terluar harus menikmati dan merasakan manfaat dari investasi ekonomi biru. Sama halnya dengan pembangunan penurunan emisi karbon di darat atau hutan," pungkasnya. 

Pewarta: Arumanto

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021