Penajam (ANTARA Kaltim) - Warga yang tanahnya terkena proyek pembuatan sungai terusan di Sungai Nenang yang tersumbat karena penyangga jembatan bergeser di Jalan Coastal Road, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meminta kompensasi Rp300 juta.

"Repot juga karena warga tersebut tidak mengizinkan kita menggali tanahnya sebelum ada ganti rugi. Jadi proyek ini belum bsa dilaksanakan," kata Kepala Dinas PU PPU Mangasi Tambunan, Senin.

Terusan itu akan digunakan sebagai akses lalu lintas nelayan menuju laut sementara para pekerja memperbaiki Jembatan Nenang dan mengembalikan kedalaman alur sungai.

Lebar terusan itu direncanakan 5 meter dengan panjang 140 meter. Pemkab PPU bersedia membebaskan lahan hingga 50 meter untuk keadaan darurat ini.

Sementara jalur tersebut tersumbat, para nelayan Nenang belum bisa kembali melaut sejak Jumat (8/3).

Karena itu mereka terancam kehilangan pendapatan hingga puluhan juta rupiah sebab sejumlah bubu atau alat tangkap ikan yang disebar di laut belum terangkat.

"Jadi kami sangat memohon solidaritas warga. Ini keadaan darurat dan untuk kepentingan orang banyak," kata Kepala DPU.

Mendangkalnya Sungai Nenang juga membuat pemukiman penduduk kebanjiran.

Ketua RT 08, Zainuddin, mengungkapkan, untung saja rumah-rumah penduduk adalah rumah panggung dengan ketinggian sampai satu meter dari tanah.

"Ketinggian air saat pasang kini hampir mencapai lantai rumah karena air pasang bertemu dengan air yang belum sempat surut dari pasang sebelumnya," jelas Zainuddin.

Air tak bisa langsung turun kembali ke laut karena Sungai Nenang menyempit dan mendangkal muaranya sebab miringnya pangkal jembatan (abutment).

"Harus segera dibuatkan jalur terusan lain agar air bisa cepat kembali mengalir ke laut," ungkapnya.

Selain itu, menurut Zainuddin, puluhan hektare kebun masyarakat juga terancam tenggelam. Bila nantinya sudah terendam air maka diperkirakan tanaman pisang mereka akan mati, termasuk buah pohon kelapa akan mengecil buahnya.

"Pohon kelapa dan pisang merupakan sumber menghasilkan warga di luar nelayan," ujarnya. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013