Nunukan (ANTARA Kaltim) - Nelayan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur mengaku masih kesulitan menggunakan keramba untuk menangkap ikan di sekitar perairan antara Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik karena derasnya arus air.
Andi Abubakar, seorang nelayan tangkap di Kelurahan Mansapa Kabupaten Nunukan, Minggu, mengatakan pemasangan keramba ikan di sekitar Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik terkendala derasnya air laut.
Ia menceritakan sebelumnya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Nunukan mencoba memasang keramba ikan namun gagal karena pengaruh derasnya air laut tersebut.
Menurut dia, kondisi arus air laut di di antara kedua pulau itu memang sangat sulit untuk memasang alat penangkapan ikan seperti keramba sehingga salah satu langkah yang ditempuh para nelayan adalah menggunakan alat pancing atau pukat.
"Pernah DKP (Nunukan) mencoba memasang keramba tapi hancur dan terbawa arus air laut," ucap Andi Abubakar.
Padahal, lanjut dia, keramba yang dipasang oleh DKP Kabupaten Nunukan tersebut menggunakan tiang kayu keras dan pipa paralon yang bisa menyesuaikan kondisi arus air laut.
Andi Abubakar menambahkan, jika keramba bisa digunakan akan sangat membantu para nelayan di wilayah itu karena diperkirakan dapat menjaring semua jenis ikan yang berkualitas ekspor seperti ikan merah, kerapu, kurau, tenggiri, arut, bawal dan senangin.
"Kalau ada alat tangkap yang bisa tahan dengan arus air di sini, saya rasa sangat membantu. Apalagi ikan yang hidup di sungai antara Pulau Nunukan dan Sebatik ini semuanya berkualitas ekspor yang harganya cukup tinggi," katanya.
Namun hal itu sangat sulit dilakukan, berhubung kondisi arus air laut yang sangat deras maka alat tangkap ikan yang bisa dipergunakan hanya pukat dan pancing saja, katanya.
Ia juga mengatakan, sebagai nelayan tangkap penghasilan hidup keluarganya dapat bertambah selain hasil dari budidaya rumput laut dan dalam sebulan mampu memperoleh Rp5 juta.
Hanya saja, ikan yang diperolehnya adalah jenis biasa untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat sementara jenis ikan berkualitas ekspor sangat jarang diperolehnya, katanya.
"Sebenarnya kalau menggunakan keramba sangat bagus, tapi hanya itu masalahnya sulit bertahan karena derasnya arus air laut," sebutnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Andi Abubakar, seorang nelayan tangkap di Kelurahan Mansapa Kabupaten Nunukan, Minggu, mengatakan pemasangan keramba ikan di sekitar Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik terkendala derasnya air laut.
Ia menceritakan sebelumnya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Nunukan mencoba memasang keramba ikan namun gagal karena pengaruh derasnya air laut tersebut.
Menurut dia, kondisi arus air laut di di antara kedua pulau itu memang sangat sulit untuk memasang alat penangkapan ikan seperti keramba sehingga salah satu langkah yang ditempuh para nelayan adalah menggunakan alat pancing atau pukat.
"Pernah DKP (Nunukan) mencoba memasang keramba tapi hancur dan terbawa arus air laut," ucap Andi Abubakar.
Padahal, lanjut dia, keramba yang dipasang oleh DKP Kabupaten Nunukan tersebut menggunakan tiang kayu keras dan pipa paralon yang bisa menyesuaikan kondisi arus air laut.
Andi Abubakar menambahkan, jika keramba bisa digunakan akan sangat membantu para nelayan di wilayah itu karena diperkirakan dapat menjaring semua jenis ikan yang berkualitas ekspor seperti ikan merah, kerapu, kurau, tenggiri, arut, bawal dan senangin.
"Kalau ada alat tangkap yang bisa tahan dengan arus air di sini, saya rasa sangat membantu. Apalagi ikan yang hidup di sungai antara Pulau Nunukan dan Sebatik ini semuanya berkualitas ekspor yang harganya cukup tinggi," katanya.
Namun hal itu sangat sulit dilakukan, berhubung kondisi arus air laut yang sangat deras maka alat tangkap ikan yang bisa dipergunakan hanya pukat dan pancing saja, katanya.
Ia juga mengatakan, sebagai nelayan tangkap penghasilan hidup keluarganya dapat bertambah selain hasil dari budidaya rumput laut dan dalam sebulan mampu memperoleh Rp5 juta.
Hanya saja, ikan yang diperolehnya adalah jenis biasa untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat sementara jenis ikan berkualitas ekspor sangat jarang diperolehnya, katanya.
"Sebenarnya kalau menggunakan keramba sangat bagus, tapi hanya itu masalahnya sulit bertahan karena derasnya arus air laut," sebutnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013