Tanjung Redeb  (ANTARA Kaltim)- Dandim 0902/TRD Letkol Inf Hendry Sembiring membantah sudah ada aktifitas gerilyawan di pulau Maratua Kalimantan Timur, pasca pecahnya konflik di kesultanan Sulu dengan Malaysia di negara bagian Sabah Malaysia Timur.

Menurutnya sampai saat ini monitoring di lapangan terhadap kawasan terluar kabupaten Berau seperti Pulau Maratua. Langkah antisipasi, dandim mengintruksikan anggota Koramil,untuk waspada.

Selain itu, dandim juga menyebutkan rencana kedatangan Pangdam VI Mulawarman tidak berkaitan dengan kabar tersebut.

  "Tidak seperti itu, memang di Sabah informasi yang berkembang dimedia cetak maupun elektronik sedang memanas ada perseteruan polisi diraja Malaysia dengan tentara kesultanan Sulu, belakangan sebagaian kita tahu bahwa warga Indonesia yg berdomisili dekat kejadian sudah ada yg eksodus,itu juga perlu kita antisipasi karena ada kawasan terluar Berau yang berbatasan langsung dengan Malaysia,"jelas dandim.

Hendri mengaku terus mengikuti perkembangan konflik tersebut melalui media. "Kita juga sudah melihat di televisi, Warga Negara Indonesia (WNI) yang di Sabah, sudah eksodus ke wilayah Indonesia melalui Nunukan dan Sebatik," tuturnya.

Meski belum ada laporan pihak-pihak yang bertikai memasuki batas wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Berau, namun Dandim mengatakan, konflik ini perlu diwaspadai.

Sebab menurutnya tidak menutup kemungkinan dengan konflik yang terjadi selain eksodus `warga Indonesia yang bermukim di Malyasia atau dekat dengan daerah konflik, terdapat sejumlah gerilyawan yang ikut dalam kelompok tertentu terakomodir dalam perjalanan eksodus.

"Kita akan melakukan antispasi dengan memonitor pulau terluar. Kalau ada informasi gerilyawan `bermain" di perbatasan, saya akan melapor ke atasan, kalau ada perintah dari atasan untuk mengamankan, Kodim siap," tegasnya.

Selain itu, Dandim juga membantah jika rencana kunjungan Pangdam VI Mulawarman,Dicky Wainal Usman, Jumat (8/3), terkait dengan adanya rumor aktifitas gerilyawan di pulau Maratua. Henri mengatakan, kedatangan Pandam hanya melihat kondisi Pulau Maratua dari segi taktis dan strategis militer.

"Beliau Sabtu merapat ke Maratua kemudian dilanjutkan langsung ke Derawan, tapi tidak ada kaitannya dengan konflik Sulu," tandasnya.(*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013