Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia menyatakan bahwa pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis (TBC) harus disosialisasikan karena masih banyak masyarakat yang menilai penyakit TBC disebabkan "guna-guna" atau penyakit "kiriman".

"Pasalnya, ciri-ciri TBC tersebut yaitu badan semakin kurus dan bisa disertai batuk darah. Jadi pengetahuan masyarakat tentang TBC masih rendah, untuk itu perlu disosialisasikan," ujar ketua Bidang Organisasi PPTI Kukar dr Sahat Mangasi usai melantik pengurus anak cabang PPTI Muara Kaman.

Untuk itu, dengan adanya PPTI diharapkannya makin menambah pengetahuan masyarakat tentang TBC dan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terjadi gejala-gejala awal TBC.

"Karena salah satu tujuan PPTI yaitu menemukan penderita TBC kemudian segera ditangani, hal tersebut untuk menekan angka penderita TBC," ujarnya.

Sekedar diketahui, menurutnya sangat seder hana untuk mengenali gejala TBC, pertama yaitu batuk basah atau kering selama lebih dari tiga minggu terus menerus, hal ini merupakan tanda awal yang patut dicurigai. Kemudian menurunnya berat badan, sesak nafas, berkeringat di malam hari meski tanpa beraktifitas. Jika infeksi makin berat, maka bisa batuk darah.

"Bila terdapat orang disekitar kita mengalami tanda tersebut, segera sarankan untuk periksa ke fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas, agar bisa dilakukan penanganan dan tindakan selanjutnya," demikian imbaunya.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan WHO tahun 2011, Indonesia menempati peringkat ke empat penderita penyakit tuberculosis (TBC) di dunia setelah Cina, India, Afrika Selatan dan Nigeria.

Diperkirakan hampir sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis yang merupakan bakteri penyebab TBC. WHO juga memperkirakan 98 persen kematian akibat TBC di dunia terjadi di negara berkembang, dan 75 persen pasien TBC adalah kelompok usia produktif yaitu antara  15-50 tahun.

Sedangkan di Kaltim, menurut ketua Bidang Organisasi PPTI Kukar dr Sahat Mangasi, pada 2008 angka penemuan kasus baru TBC positif sebesar 2.088 kasus. Sedangkan angka keberhasilan pengobatannya sebesar 84,91 persen atau 1.773 kasus.

Di tahun 2009, penemuan kasus baru TBC positif mengalami sedikit penurunan, yaitu 2.065 kasus dengan keberhasilan pengobatan 85,12 persen atau 2.070 kasus. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013