Pelatih tim bola basket putri Jawa Timur, Lena menyebut bahwa kekuatan mental menjadi faktor sukses skuadnya merebut medali emas PON XX Papua dengan menundukkan Bali 56-37 di partai final, Sabtu.


"Anak-anak ini mentalnya bagus," ujar Lena usai laga di Mimika Sport Complex, Mimika.

Menurut Lena, berbicara soal partai final artinya berbicara soal mental. Tanpa kekuatan mental, semua strategi dan kemampuan sebuah tim sulit berjalan di lapangan.

Beruntung Jawa Timur memiliki faktor penting itu. Christine Tjundawan dan kawan-kawan dengan tenang mengendalikan permainan hingga akhir meski pada kuarter awal sempat kesulitan. Bali pun tak mampu keluar dari tekanan dan mesti puas dengan medali perak.

"Kami membuktikan Jawa Timur mampu mendapatkan medali emas setelah bertahun-tahun lalu. Terakhir kali Jawa Timur mendapatkan medali emas pada PON 1996," tutur Lena.

Pemain Jawa Timur, Christine Tjundawan menyebut bahwa dia dan rekan-rekannya tidak tegang saat tampil di partai final PON Papua.

Sebaliknya, mereka justru masuk ke lapangan dengan perasaan tak sabar memulai pertandingan. Meski begitu, mereka tak terbawa suasana dan tampil fokus sepanjang laga.

"Kami sudah menantikan momen ini sejak lama. Banyak yang sudah kami korbankan untuk PON ini. Ada yang mengorbankan kuliah dan kerja, lalu harus jauh dari rumah karena kami menjalani pemusatan latihan selama setahun. Semua akhirnya terbayar, tidak sia-sia. Kami tak ada yang gugup, semua tampil habis-habisan," kata Christine.

Prestasi medali emas PON Papua memperbaiki pencapaian Jawa Timur pada PON 2016 di mana mereka merebut medali perunggu.

Sementara bagi Bali, medali perak PON Papua menjadi yang pertama sepanjang keikutsertaan mereka di PON.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021