Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kerja sama yang baik antara Gubernur beserta jajaran Pemprov, Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Tinggi, TNI dan Polri, Bupati/Walikota beserta jajarannya, serta didukung oleh Forum Kewaspadaan Dini Persaudaraan Masyarakat Kaltim (FKPMKT) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mampu menciptakan suasana yang kondusif di Kaltim.   

Demikian dikatakan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak dalam sambutannya pada Perayaan Imlek 2564/2013 Silaturahmi Bersama Keluarga "Yong Jing HK" Samarinda, di Gedung Yong Jing, Samarinda, Jumat (22/2) malam.

"Seluruh warga Tionghoa di Kaltim, khususnya Samarinda hendaknya dapat bersyukur karena bisa melaksanakan perayaan Imlek 2564/2013 di seluruh Kaltim dengan aman, damai dan tenteram. Dan kondisi yang kondusif seperti ini harus terus kita pertahankan," ujar Awang Faroek.

Awang Faroek mengimbau perayaan Imlek 2564/2013 hendaknya dapat menjadi tonggak atau milestone bagi masyarakat Tionghoa di Kaltim untuk dapat membangun dan memupuk rasa solidaritas untuk semua. Gubernur juga mengajak warga Tionghoa menghilangkan perbedaan yang ada.

"Karena pada dasarnya kita semua adalah warga Kaltim dan bangsa Indonesia. Mari kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari bahwa kita ini adalah bangsa Indonesia. Mari kita gelorakan Aku Orang Indonesia," imbaunya.

Selain itu, Awang Faroek juga meminta kepada seluruh masyarakat agar dapat meningkatkan rasa solidaritas di lingkungannya. Ia memberi contoh, program “Jumat Bersih” yang telah diterapkan di kabupaten/kota se Kaltim. Dengan program tersebut, lanjut dia, yang mengedepankan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar, rasa solidaritas merupakan kunci utama suksesnya program tersebut.

"'No Day Without Solidarity', slogan ini hendaknya ditulis dan disosialisasikan di semua tempat, seperti di rumah ataupun di toko-toko. Karena dengan solidaritas yang tinggi di lingkungan masyarakat maka kita akan dapat saling membantu jika ada tetangga ataupun orang lain yang sedang kesusahan," ucapnya.  

Gubernur Awang Faroek juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Tionghoa di Kaltim yang telah mampu membaur dan beradaptasi dengan budaya setempat, serta mampu menjaga budaya Tionghoa yang juga menjadi bagian dari budaya Indonesia, seperti barongsai maupun seni tari lainnya.

"Saya harap kedepan nilai-nilai budaya kita dapat terus dikembangkan dan dilestarikan ditengah gencarnya arus budaya barat yang masuk ke negara Indonesia. Paguyuban-paguyuban menjadi wadah yang tepat untuk membina warganya agar dapat melestarikan nilai-nilai budaya," harapnya.

Sementara itu, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, mengajak seluruh masyarakat Kaltim, khususnya masyarakat Tionghoa, agar menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan ditengah perbedaan yang ada.  

"Tidak ada warga negara kelas satu, dua atau tiga, semua warga negara adalah sama. Untuk itu utamakan persatuan dan kesatuan, jangan berpikir sentris secara kesukuan, hilangkan itu karena kita orang Indonesia. Mari ciptakan kedamaian karena damai itu indah," ajaknya.

Pada kesempatan itu, turut hadir Danrem 091/ASN Brigjen TNI Gadang Pambudi, Wakil Walikota Samarinda H Nusyirwan Ismail, Dandim 0901/Samarinda Letkol Inf Daryatno, Ketua Yayasan Yong Jing HM Jos Soetomo, perwakilan FKPMKT, FKUB dan sejumlah organisasi kemasyarakatan. (Humas Pemprov Kaltim/her/adv)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013