Nunukan (ANTARA Kaltim) - Gabungan Kelompok Perikanan (Gapokkan) rumput laut di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur mengatakan telah mendapat pinjaman modal usaha dari Bankaltim Cabang Nunukan sebesar Rp500 juta pada tahun 2012.
Ketua Gapokkan Rumput Laut Kabupaten Nunukan Habir di Nunukan, Minggu, menyatakan bantuan tersebut digunakan membeli rumput laut milik petani secara "cash" sebelum diangkut oleh perusahaan.
Ia mengatakan, tradisi petani di wilayahnya tidak akan memberikan barang (rumput laut) sebelum dibayar sementara perusahaan akan membayar apabila rumput laut telah tiba di pabrik.
"Jadi ini yang jadi masalah, makanya dana pinjaman Bank Indonesia dipakai untuk membeli rumput laut petani," katanya.
"Dana itu merupakan pinjaman (kredit) dan dikelola langsung oleh gapokkan dengan bunga 0,8 persen per bulan," sebut Habir.
Menurut dia, dari total pinjaman sebesar Rp500 juta tidak semuanya dipergunakan untuk membeli rumput laut petani tetapi sekitar Rp20 juta untuk biaya operasional.
Ia menambahkan, dengan adanya pinjaman modal ini diharapkan petani di Kabupaten Nunukan dapat lebih mengembangkan produksi dan kualitas rumptu lautnya sehingga harga juga semakin meningkat.
Habir mengakui dengan dikucurkannya pinjaman modal dari Bankaltim Cabang Kabupaten Nunukan sekitar Nopember 2012 lalu maka harga rumput laut di wilayah itu semakin meningkat.
"Harga rumput laut di Nunukan saat ini sudah mencapai Rp9.500 per kilogram," katanya seraya menambahkan harga tersebut naik sejak seminggu yang lalu.
Ia juga menegaskan, keberadaan gapokkan rumput laut tidak mengejar profit (keuntungan) tetapi semata-mata ingin membantu petani rumput laut untuk mengembangkan usahanya ditambah menghindari permainan para tengkulak terhadap harga.
"Jadi pinjaman modal ini dapat meringankan kebutuhan petani. Dan gapokkan sendiri selaku pengelola uang tersebut membeli langsung rumput laut petani dengan harga Rp9.500 perkilogram," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Ketua Gapokkan Rumput Laut Kabupaten Nunukan Habir di Nunukan, Minggu, menyatakan bantuan tersebut digunakan membeli rumput laut milik petani secara "cash" sebelum diangkut oleh perusahaan.
Ia mengatakan, tradisi petani di wilayahnya tidak akan memberikan barang (rumput laut) sebelum dibayar sementara perusahaan akan membayar apabila rumput laut telah tiba di pabrik.
"Jadi ini yang jadi masalah, makanya dana pinjaman Bank Indonesia dipakai untuk membeli rumput laut petani," katanya.
"Dana itu merupakan pinjaman (kredit) dan dikelola langsung oleh gapokkan dengan bunga 0,8 persen per bulan," sebut Habir.
Menurut dia, dari total pinjaman sebesar Rp500 juta tidak semuanya dipergunakan untuk membeli rumput laut petani tetapi sekitar Rp20 juta untuk biaya operasional.
Ia menambahkan, dengan adanya pinjaman modal ini diharapkan petani di Kabupaten Nunukan dapat lebih mengembangkan produksi dan kualitas rumptu lautnya sehingga harga juga semakin meningkat.
Habir mengakui dengan dikucurkannya pinjaman modal dari Bankaltim Cabang Kabupaten Nunukan sekitar Nopember 2012 lalu maka harga rumput laut di wilayah itu semakin meningkat.
"Harga rumput laut di Nunukan saat ini sudah mencapai Rp9.500 per kilogram," katanya seraya menambahkan harga tersebut naik sejak seminggu yang lalu.
Ia juga menegaskan, keberadaan gapokkan rumput laut tidak mengejar profit (keuntungan) tetapi semata-mata ingin membantu petani rumput laut untuk mengembangkan usahanya ditambah menghindari permainan para tengkulak terhadap harga.
"Jadi pinjaman modal ini dapat meringankan kebutuhan petani. Dan gapokkan sendiri selaku pengelola uang tersebut membeli langsung rumput laut petani dengan harga Rp9.500 perkilogram," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013