BPS mencatat tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Timur periode September 2021 sebesar 0,14 persen dipicu kenaikan indeks kelompok pengeluaran terutama pakaian dan alas kaki sebesar 0,87 persen.


"Selain pakaian dan alas kaki, kelompok lain yang memicu inflasi Kaltim adalah makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 0,50 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, Jumat.

Komoditas lain yang turut memicu inflasi adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang naik 0,15 persen. Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,13 persen.

Disusul kelompok rekreasi, olahraga dan budaya yang masing-masing naik 0,10 persen, kemudian kelompok perumahan, air, listrik bahan bakar rumah tangga naik 0,04 persen, kelompok kesehatan naik 0,03 persen, dan kelompok pendidikan naik 0,01 persen.

Sedangkan Kelompok yang menunjukkan penurunan harga adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang minus 0,14 persen, disusul kelompok transportasi minus 0,32 persen.

"Pada September 2021, dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok memberikan andil inflasi, kemudian 2 kelompok memberikan andil deflasi," ucap Anggoro.

Ia melanjutkan, inflasi Kaltim yang sebesar 0,14 persegi tersebut berasal dari dua kota, yakni Samarinda dengan Inflasi 0,12 persen dan Balikpapan dengan inflasi 0,19 persen.

Anggoro juga mengatakan, pada September 2021, dari 90 kota pantauan IHK (indeks harga konsumen) nasional, sebanyak 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,60 persen dan terendah sebesar 0,01 persen terjadi di Surakarta. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo yang minus 0,90 persen dan terendah di Palu yang minus 0,01 persen," katanya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021