Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Petugas PLN Area Kalimantan Timur membersihkan kabel listrik tegangan menengah yang terganggu ranting dan cabang pohon di Sistem Mahakam.

"Tegangan menengah itu tegangan listrik sebelum masuk rumah. Kami bersihkan kabel-kabelnya dari cabang atau ranting pohon yang mengenainya," kata Manager Eksternal dan Hukum PLN Area Kaltim Imam Taufik, Sabtu.

Besar tegangan menengah adalah antara 1.000 volt hingga 35.000 volt. Pada Sistem Mahakam yang melayani kawasan yang berada dalam segitiga Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong.

Sebagian besar memang melewati kawasan berpohon tinggi. Sebagian malah membentang di atas hutan.

Dalam cuaca hujan dan angin kencang seperti terjadi sepekan ini, sabetan ranting atau cabang pohon bisa menyebabkan korsleting atau hubungan arus pendek yang memicu bunga api listrik.

Korsleting bisa membuat distribusi terganggu, artinya listrik padam, karena secara otomotis sistem di trafo terdekat memutus arus yang berlebihan tersebut.

"Seperti sistem pengamanan di rumah, di mana sekringnya otomatis akan putus atau saklar pada meter listrik akan `jegleg` (turun)," jelas Imam Taufik.

Menurut Taufik, sebelumnya memang selalu dilakukan pembersihan secara reguler.

Keadaan cuaca yang banyak hujan dan angin kencang sekarang membuat PLN meningkatkan frekuensi pemeliharaan tersebut.

Imam Taufik juga menyebutkan, bila terjadi kerusakan maka target waktu perbaikan yang dilakukan teknisi di lapangan maksimal 3 jam. Namun, lama waktu ini bisa bertambah tergantung dari kondisi kerusakan di lapangan.

"Dalam hal cuaca buruk, dimana kabel tersabet ranting, atau bahkan tertimpa pohon tumbang atau ranting patah, kalau sampai tiangnya ikut tertarik dan miring, tentu bisa lebih lama dari 3 jam," katanya.

Selain itu, kata Imam, PLN juga memerlukan informasi dari masyarakat bila melihat potensi gangguan terhadap jaringan.

Pihaknya tentu akan berterima kasih karena informasi tersebut bisa membantu mencegah terjadinya gangguan distribusi listrik. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013