Tanjung Redeb (ANTARA Kaltim) - Masyarakat di Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kini telah menikmati produksi distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar, menyusul dilakukannya pemasangan dan uji coba beberapa waktu lalu.
"Meskipun belum dapat memenuhi kebutuhan air minum untuk seluruh kampung, namun distilasi tersebut sangat memberi manfaat," kata Camat Maratua, Kudarat, yang dihubungi Selasa (22/1).
Ia mengatakan, distilasi air laut menjadi air tawar yang siap minum tersebut, sedang dilengkapi dengan solar sel.
"Pemasangan solar sel ditargetkan tuntas dalam satu pekan ini," katanya.
Setelah pemasangan solar sel, kebutuhan energi listrik yang digunakan dalam operasional distilasi, sepenuhnya menggunakan energi sinar matahari.
"Selama ini masih didukung mesin genset yang membutuhkan biaya operasional cukup besar," ungkapnya.
Dengan solar sel, dikatakan Kudarat, akan menekan biaya dalam pengelolaan distilasi tersebut.
Sementara genset yang tersedia akan digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu solar sel mengalami gangguan sehingga distribusi air minum kepada masyarakat tidak terhenti.
"Sejak uji coba lalu, masyarakat sudah antusias memanfaatkan produksi distilasi ini. Mereka mengambil sendiri menggunakan galon ke tempat produksi," ucapnya.
Produksi distilasi yang sangat membantu masyarakat di salah satu pulau terluar itu, menurut Kudarat, masih harus didukung dengan pelatihan kepada operator distilasi.
Pasalnya, pelatihan yang diberikan penyedia perangkat hanya beberapa hari, sementara teknologi yang digunakan dalam perangkat tersebut sudah canggih.
"Kami berharap ada pelatihan bagi tenaga teknis, sehingga lebih memudahkan memudahkan pengelola untuk menggunakan teknologi canggih tersebut," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Meskipun belum dapat memenuhi kebutuhan air minum untuk seluruh kampung, namun distilasi tersebut sangat memberi manfaat," kata Camat Maratua, Kudarat, yang dihubungi Selasa (22/1).
Ia mengatakan, distilasi air laut menjadi air tawar yang siap minum tersebut, sedang dilengkapi dengan solar sel.
"Pemasangan solar sel ditargetkan tuntas dalam satu pekan ini," katanya.
Setelah pemasangan solar sel, kebutuhan energi listrik yang digunakan dalam operasional distilasi, sepenuhnya menggunakan energi sinar matahari.
"Selama ini masih didukung mesin genset yang membutuhkan biaya operasional cukup besar," ungkapnya.
Dengan solar sel, dikatakan Kudarat, akan menekan biaya dalam pengelolaan distilasi tersebut.
Sementara genset yang tersedia akan digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu solar sel mengalami gangguan sehingga distribusi air minum kepada masyarakat tidak terhenti.
"Sejak uji coba lalu, masyarakat sudah antusias memanfaatkan produksi distilasi ini. Mereka mengambil sendiri menggunakan galon ke tempat produksi," ucapnya.
Produksi distilasi yang sangat membantu masyarakat di salah satu pulau terluar itu, menurut Kudarat, masih harus didukung dengan pelatihan kepada operator distilasi.
Pasalnya, pelatihan yang diberikan penyedia perangkat hanya beberapa hari, sementara teknologi yang digunakan dalam perangkat tersebut sudah canggih.
"Kami berharap ada pelatihan bagi tenaga teknis, sehingga lebih memudahkan memudahkan pengelola untuk menggunakan teknologi canggih tersebut," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013