Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kalimantan Selatan untuk pertama kalinya meluluskan dokter spesialis dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran.
"Selamat kepada dr. Ayudiah Puspita Mayasari, Sp.P, menjadi dokter spesialis pulmonologi dan respirasi pertama jebolan ULM," kata Rektor ULM Prof Sutarto Hadi di Banjarmasin, Kamis.
Dokter Ayudiah menjadi satu-satunya dokter spesialis yang mengikuti pengambilan sumpah dokter ke-79 di Gedung Theater Fakultas Kedokteran ULM di Banjarmasin.
Di saat bersamaan, ada 11 dokter muda yang juga dikukuhkan, yang lulusan terbaik diraih dr. Riska Yuliana, dengan IPK 3,56.
Sutarto mengatakan momen bersejarah bagi ULM sebagai perguruan tinggi negeri terbaik di Kalimantan dengan akreditasi A itu menjadi pelecut semangat pihaknya untuk terus menorehkan eksistensi dan prestasi di pendidikan tinggi.
Dia berharap dengan dicetaknya dokter-dokter baru dan dokter spesialis dapat membantu masyarakat, terlebih dalam menghadapi masa sulit pandemi COVID-19.
Sementara Dekan Fakultas Kedokteran ULM Dr dr H Iwan Aflanie, M.Kes, Sp.F mengatakan PPDS dibuka sejak 2017 dan mulai tahun ini "pecah telur" meluluskan dokter spesialis.
Selain spesialis pulmonologi dan respirasi, ada lima program lainnya yang kini juga sedang berjalan untuk mencetak dokter spesialis, yaitu spesialis obstetri dan ginekologi (kebidanan dan kandungan), spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam serta spesialis anestesi.
Hingga saat ini FK ULM tercatat telah melahirkan 1.819 dokter yang mengabdikan ilmunya di berbagai instansi, baik di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan serta penelitian, yang tersebar di Kalimantan dan beberapa daerah di luar Kalimantan.
Iwan mengakui pandemi berdampak pada tenaga dokter yang terus berkurang lantaran gugur dalam tugas setelah terpapar COVID-19. Untuk itulah, pihaknya berkomitmen terus berupaya mencetak dokter di tengah segala keterbatasan sistem perkuliahan.
"Selama pandemi ini sejak 2020 kami telah meluluskan sekitar 150 dokter muda. Meski diselingi pembelajaran daring, namun tidak mengurangi kualitas pendidikan yang dijalankan untuk bisa mencetak lulusan terbaik, menjadi dokter, mengabdi bagi masyarakat di bidang kesehatan," kata pria yang juga Ketua Tim Pakar Percepatan Penanganan COVID-19 ULM itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Selamat kepada dr. Ayudiah Puspita Mayasari, Sp.P, menjadi dokter spesialis pulmonologi dan respirasi pertama jebolan ULM," kata Rektor ULM Prof Sutarto Hadi di Banjarmasin, Kamis.
Dokter Ayudiah menjadi satu-satunya dokter spesialis yang mengikuti pengambilan sumpah dokter ke-79 di Gedung Theater Fakultas Kedokteran ULM di Banjarmasin.
Di saat bersamaan, ada 11 dokter muda yang juga dikukuhkan, yang lulusan terbaik diraih dr. Riska Yuliana, dengan IPK 3,56.
Sutarto mengatakan momen bersejarah bagi ULM sebagai perguruan tinggi negeri terbaik di Kalimantan dengan akreditasi A itu menjadi pelecut semangat pihaknya untuk terus menorehkan eksistensi dan prestasi di pendidikan tinggi.
Dia berharap dengan dicetaknya dokter-dokter baru dan dokter spesialis dapat membantu masyarakat, terlebih dalam menghadapi masa sulit pandemi COVID-19.
Sementara Dekan Fakultas Kedokteran ULM Dr dr H Iwan Aflanie, M.Kes, Sp.F mengatakan PPDS dibuka sejak 2017 dan mulai tahun ini "pecah telur" meluluskan dokter spesialis.
Selain spesialis pulmonologi dan respirasi, ada lima program lainnya yang kini juga sedang berjalan untuk mencetak dokter spesialis, yaitu spesialis obstetri dan ginekologi (kebidanan dan kandungan), spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam serta spesialis anestesi.
Hingga saat ini FK ULM tercatat telah melahirkan 1.819 dokter yang mengabdikan ilmunya di berbagai instansi, baik di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan serta penelitian, yang tersebar di Kalimantan dan beberapa daerah di luar Kalimantan.
Iwan mengakui pandemi berdampak pada tenaga dokter yang terus berkurang lantaran gugur dalam tugas setelah terpapar COVID-19. Untuk itulah, pihaknya berkomitmen terus berupaya mencetak dokter di tengah segala keterbatasan sistem perkuliahan.
"Selama pandemi ini sejak 2020 kami telah meluluskan sekitar 150 dokter muda. Meski diselingi pembelajaran daring, namun tidak mengurangi kualitas pendidikan yang dijalankan untuk bisa mencetak lulusan terbaik, menjadi dokter, mengabdi bagi masyarakat di bidang kesehatan," kata pria yang juga Ketua Tim Pakar Percepatan Penanganan COVID-19 ULM itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021