Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim diminta ikut terlibat dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Provinsi Kaltim. Secara nasional IPP Kaltim turun kelas dari peringkat empat pada 2015 dengan angka 52,17 menjadi peringkat tujuh pada 2018 dengan angka 54,83.
 

“DPMPD Kaltim diminta ikut mendukung, karena salah satu indikator penilaian yang lemah terkait pemuda desa,” sebut Kepala DPMPD Kaltim M Syirajudin saat menerima kunjungan Kasubag Pemuda dan Olahraga Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kaltim Yusuf, di Ruang Loby Kantor DPMPD Kaltim, Selasa (3/8).

Syirajudin didampingi Sekretaris Surono mengatakan prinsipnya DPMPD siap mendukung jika dilibatkan dalam upaya meningkatkan IPP dimaksud. Terlebih sasarannya sesuai dengan bidang tugas DPMPD Kaltim yakni pemberdayaan masyarakat desa yang di dalamnya termasuk pemuda.

Menurutnya sejalan dengan perubahan arah kebijakan pembangunan daerah tugas pokok dan fungsi DPMPD Kaltim dalam RPJMD Kaltim 2019-2023 beralih dari Misi 2 “Berdaulat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Wilayah dan Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan“ menjadi Misi 1 “Berdaulat Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia dan Berdaya Saing, terutama perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas.

“Artinya pembinaan pemuda desa menjadi bagian tanggung jawab DPMPD. Jadi kami siap dilibatkan dalam tim kecil oleh Biro Kesra,”katanya.

Syirajudin menjelaskan berdasarkan Laporan IPP Indonesia 2019 yang diterbitkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), secara angka nilai IPP Provinsi Kaltim mengalami peningkatan dari 52,17 pada 2015 menjadi 54,83 pada 2018.  Hanya saja secara peringkat posisinya turun dari peringkat empat menjadi peringat tujuh nasional.

Salah satu tantangan yang dihadapi pada domain lapangan dan kesempatan kerja. Provinsi Kalimantan Timur perlu memberikan perhatian khusus  karena nilai indeksnya paling rendah di antara semua domain.

"Pada domain ini tingkat pengangguran pemuda yang relative tinggi (15,21 persen). Meskipun trennya menurun, tingkat pengangguran pemuda di provinsi ini masih lebih tinggi dari pada angka nasional (13,47 persen).

Lanjut Syirajudin tantangan berikutnya terdapat pada domain partisipasi dan kepemimpinan, yakni turunnya tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dari 77,25 persen menjadi 70,55 persen.

"Penurunan itu membuat Provinsi Kaltim berada pada peringkat lima terendah untuk indikator partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan," tutupnya.

 

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021