Penajam (ANTARA Kaltim) - PT Sumber Bunga Sawit Lestari (SBSL) membuka pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 33,6 hektare tersebut, mempunyai kapasitas produksi sekitar 45 ton per hari, kata Direktur PT SBSL, Rusli Tarigan, di Penajam, Sabtu.

Ia mengatakan, tujuan dibukanya pabrik tersebut, untuk membantu para petani di tengah sulitnya menjual hasil produksi kelapa sawit, dan rendahnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

"Kami berharap adanya pabrik ini dapat mengatasi kesulitan petani menjual hasil produksi dan mampu mengatasi rendahnya harga jual TBS sawit milik petani akhir-akhir ini," ujarnya.

Pemilihan lokasi pabrik CPO tersebut, lanjut Rusli, karena di Kabupaten PPU terdapat ribuan hektare perkebunan sawit, yang tentunya membutuhkan tempat untuk menjual dan pengolahan TBS kelapa sawit tersebut.

"Ada ribuan hektare kebun sawit di PPU, baik milik warga maupun perusahaan perkebunan sawit. Jadi kami bangun pabrik ini, untuk menampung hasil produksi dari para petani sawit," katanya.

Bupati PPU Andi Harahap menyatakan, Pemerintah Kabupaten PPU, menyambut baik dengan berdirinya pabrik CPO tersebut, karena di PPU hanya terdapat satu pabrik kelapa sawit, yaitu pabrik milik PT Waru Kaltim Plantation (WKP) di Kecamatan Waru.

"Kondisi itu, tentu tidak ideal dengan jumlah luas lahan sawit perusahaan maupun warga," ucap Bupati. Selama ini warga membawa sawitnya ke pabrik di Long Ikis, Paser, dimana ada pabrik pengolahan milik PTPN XIII.

Bupati Andi Harahap mengungkapkan, dengan bertambahnya pabrik kelapa sawit, dapat lebih menggairahkan masyarakat untuk berkebun dan pada akhirnya mensejahterakan mereka.

"Juga untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi," papar Bupati.

Bupati Andi Harahap juga mengingatkan bahwa pembangungan pabrik kelapa sawit ini adalah wujud dari Kabupaten PPU sebagai pusat agrobisnis dan agroindustri. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012