Camat Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, minta dukungan semua pihak untuk memberantas tambang ilegal, setelah ia dipukul oleh oknum saat menghentikan aktivitas tambang di wilayah kerjanya.


"Mari kita bersatu melakukan aksi bersama guna memberantas praktik tambang batu bara ilegal. Sudah saatnya kita bersatu menghilangkan aktivitas yang sangat merugikan negeri kita ini," ujar Camat Tenggarong Arfan Boma di Tenggarong, Senin.

Hal itu dikatakan Arfan karena sehari sebelumnya (Minggu siang), saat ia berusaha menghentikan aktivitas tambang batu bara ilegal di RT 17, Kelurahan Mangkurawang, Kecamatan Tenggarong, ia dipukul orang yang diduga berpihak pada aktivitas tambang ilegal alami lebam di bagian muka terutama dengan mata kiri.

Setelah kejadian itu, Kasat Reskrim Polres Kutai Kartanegara AKP Herman Sopian menyatakan, Polres sedang membantu penyelidikan dan penyidikan oleh Polsek Tenggarong.

"Orang yang diduga sebagai pelakunya (pelaku pemukulan) ada di Polres. Kita dalami dulu keterangan saksi-saksi. Kita dalami dulu pemeriksaan," ucap Herman.

"Alhamdulillah, saya baru selesai menjalani BAP secara marathon, mulai dari Polsek sampai di Polres. Apa yang saya alami ini, semata-mata adalah konsekuensi dan risiko sebagai kepala wilayah," kata Camat Tenggarong.

Ia mengaku selama ini kerap menjadi sasaran cecaran rasa tidak puas dari masyarakat, termasuk keluh kesah terkait aktivitas tambang batu bara ilegal yang semakin masif dan membabi buta.

Ia salut dan memberikan respon positif atas kinerja jajaran kepolisian (Polsek dan Polres), termasuk jajaran TNI (Kodim 0906 dan Koramil Tenggarong) karena telah bergerak cepat menangani persoalan yang ia alami.

Menurut Camat Tenggarong, aktivitas tambang ilegal tidak bisa dibiarkan, karena akan semakin luas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, termasuk kerugian yang akan dirasakan warga hingga anak cucu mendatang.

'Nilai materi yang dijanjikan dari aktifitas tambang batu bara ilegal tidak sepadan dengan kerugian yang ditimbulkan, kerugian yang akan kita tanggung dan kita derita," ujar Arfan.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021