Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi Kaltim disarankan turut mengelola objek wisata guna memperluas unit usaha, sekaligus untuk menggairahkan pengelolaan destinasi wisata.
 
 
"Banyak desa di Kaltim memiliki objek wisata unik dan menarik, namun keterlibatan BUMDes dalam kepariwisataan masih minim," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim M Syirajudin di Samarinda, Selasa.
 
Beberapa objek wisata di desa yang ia kunjungi dan belum ada peran BUMDes adalah air terjun di Desa Sumber Sari, Kabupaten Kutai Kartanegara, kemudian objek wisata mangrove di Desa Teluk Singkama, Kabupaten Kutai Timur.
 
Mangrove Teluk Singkama misalnya, kata Iyad, panggilan akrabnya, saat ia berkunjung ke sana dan berbincang dengan aparat desa setempat, ternyata BUMDes belum menyentuh untuk pengelolaan objek wisata.
 
"BUMDes bisa menggandeng kelompok sadar wisata (Pokdarwis) jika kelompok ini sudah terbentuk. Jika belum terbentuk, maka BUMDes bisa mengelola tunggal atau menggandeng pihak lain," ujarnya.
 
Sementara menurut Irfan, Sekretaris Desa Teluk Singkama, jembatan titian (track) di kawasan mangrove ditargetkan terbangun sepanjang 1 km yang mulai dibangun tahun 2019 hingga 2021 ini.
 
"Pembangunan tracking mangrove dimulai tahun 2019 dengan panjang 400 meter. Kemudian tahun 2020 dari Dana Desa untuk membangun fasilitas panggung senilai Rp50 juta," ucap Irfan.
 
Pihaknya berencana melanjutkan pembangunan titian sampai ke pantai pasir putih. Namun tahun ini direncanakan menambah titian sepanjang 300 meter, sehingga kekurangannya yang sepanjang 300 meter diharapkan dapat pendanaan dari sumber lain.
 
"Di kawasan ini kami mencoba menawarkan tiga atraksi sekaligus, yakni mangrove, sungai, dan pantai, makanya track yang kami bangun ini untuk menghubungkan tiga destinasi unik di sini. Saya berharap destinasi ini akan dikelola BUMDes," ujar Irfan.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021