Samarinda (ANTARA) - Pertumbuhan industri pengolahan besar dan sedang di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan IV/2019 menunjukkan perkembangan yang positif (y-on y), karena mengalami peningkatan sebesar 2,75 persen terhadap triwulan IV/2018.
"Kinerja industri pengolahan secara y-on-y menurut golongan industri adalah untuk industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 12,43 persen, industri makanan naik 8,40 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjayono di Samarinda, Selasa.
Kemudian industri pengolahan kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun 49,34 persen, serta industri alat angkutan lainnya naik 52,94 persen.
Namun untuk produksi industri pengolahan besar dan sedang pada triwulan IV/2019 berdasarkan q-to-q (triwulan IV dibanding triwulan III), lanjutnya, justru mengalami penurunan sebesar 4,64 persen.
Perkembangan kinerja industri pengolahan besar dan sedang menurut golongannya adalah, pada industri alat angkutan lainnya naik 19,82 persen, industri makanan naik 17,84 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun 8,37 persen.
Selanjutnya industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun 14,49 persen.
Ia juga mengatakan, pertumbuhan produksi industri pengolahan mikro dan kecil pada triwulan IV/2019 mengalami kenaikan sebesar 12,04 persen (y-on-y) terhadap triwulan IV/2018.
Industri pengolahan mikro dan kecil yang mengalami kenaikan tertinggi adalah industri alat angkutan naik 20,36 persen, industri barang logam, bukan mesin, dan peralatannya naik 20,28 persen.
Kemudian industri pakaian jadi naik 17,12 persen, industri kayu, barang dari kayu dan gabus, anyaman naik 16,67 persen, industri furnitur naik15,84 persen, industri minuman naik 15,28 persen, industri barang galian bukan logam naik 13.28 persen.
Berikutnya industri tekstil naik 8,81 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 2,17 persen, industri pengolahan lainnya naik 0,51 persen, industri makanan naik 0,32 persen.
"Sedangkan industri pengolahan mikro dan kecil yang mengalami penurunan adalah industri farmasi, obat, dan obat tradisional turun 5,80 persen, kemudian jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 13,73 persen," katanya.