Menteri BUMN Erick Thohir mengaku ingin mengembangkan wilayah Sanur, Bali, menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan khususnya untuk kalangan lanjut usia (lansia).
Menurut Erick, pemerintah melihat potensi yang melimpah di Sanur sebagai tujuan wisata kesehatan.
"Posisinya berbeda dibandingkan bagian lain di Bali. Kami ingin menarik wisatawan, khususnya para lansia," katanya dalam MNC Group Investor Forum 2021, Rabu.
Selain potensi wilayah Sanur sendiri, Erick menyebut disahkannya UU Cipta Kerja Omnibus Law dan telah tersedianya lahan sekitar 41 hektare, menjadi poin tambahan untuk segera mengelola kawasan tersebut sebagai destinasi wisata kesehatan.
"Kami menanti potensi sinergi antara pemerintah, BUMN, juga investor lokal dan global," katanya.
Berdasarkan bahan paparan yang disampaikan Erick, dari total 41 hektare lahan yang akan dikembangkan, seluas 21,2 hektare akan dialokasikan sebagai hub wisata kesehatan (health tourism hub) dengan sejumlah fasilitas, diantaranya rumah sakit internasional, ecopark, area komersial dan pasar seni serta hotel dan sekolah perhotelan.
Pemerintah saat ini gencar mendorong potensi wisata kesehatan atau wisata medis. Pengembangan wisata medis dinilai bisa menjaring wisatawan sekaligus mendorong perbaikan fasilitas kesehatan di Indonesia.
Lebih penting lagi, pengembangan wisata medis di dalam negeri diharapkan bisa mengurangi kunjungan masyarakat Indonesia keluar negeri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Menurut Erick, pemerintah melihat potensi yang melimpah di Sanur sebagai tujuan wisata kesehatan.
"Posisinya berbeda dibandingkan bagian lain di Bali. Kami ingin menarik wisatawan, khususnya para lansia," katanya dalam MNC Group Investor Forum 2021, Rabu.
Selain potensi wilayah Sanur sendiri, Erick menyebut disahkannya UU Cipta Kerja Omnibus Law dan telah tersedianya lahan sekitar 41 hektare, menjadi poin tambahan untuk segera mengelola kawasan tersebut sebagai destinasi wisata kesehatan.
"Kami menanti potensi sinergi antara pemerintah, BUMN, juga investor lokal dan global," katanya.
Berdasarkan bahan paparan yang disampaikan Erick, dari total 41 hektare lahan yang akan dikembangkan, seluas 21,2 hektare akan dialokasikan sebagai hub wisata kesehatan (health tourism hub) dengan sejumlah fasilitas, diantaranya rumah sakit internasional, ecopark, area komersial dan pasar seni serta hotel dan sekolah perhotelan.
Pemerintah saat ini gencar mendorong potensi wisata kesehatan atau wisata medis. Pengembangan wisata medis dinilai bisa menjaring wisatawan sekaligus mendorong perbaikan fasilitas kesehatan di Indonesia.
Lebih penting lagi, pengembangan wisata medis di dalam negeri diharapkan bisa mengurangi kunjungan masyarakat Indonesia keluar negeri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021