Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur belum pernah memprogramkan tumbuhan nilam di wilayahnya, karena dinilai prospeknya tidak sesuai dengan kondisi masyarakat dan kondisi lahan wilayah tersebut.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan, Masniadi di Nunukan, Senin (17/9), menjelaskan masalah pengembangan tumbuhan nilam yang merupakan bahan baku minyak atsiri untuk wangi-wangian itu belum pernah diprogramkan sama sekali karena dianggap prospeknya belum ditemukan.
"Kita belum programkan pengembangan nilam karena perlu lahan yang sangat luas," katanya.
Adanya pihak-pihak tertentu yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kabupaten Nunukan dengan membentuk kelompok tani, Masniadi mengatakan tidak pernah koordinasi dengan Dishutbun Nunukan dan masih dilakukan secara pribadi-pribadi.
Sebenarnya, kata dia, tanaman nilam ini prospeknya cukup baik untuk dikembangkan cuma membutuhkan areal yang sangat luas dan ditanam tersendiri karena tidak bisa ditanam bercampur dengan tanaman lainnya seperti kelapa sawit.
"Tumbuhan nilam ini harus mendapatkan sinar matahari secara langsung sehingga kalau ada tumbuhan lain yang lebih tinggi akan sulit berkembang," ujar Masniadi.
Jadi, lanjut dia, Dishutbun Kabupaten Nunukan belum melirik pengembangan tumbuhan ini kecuali respon masyarakat mulai nampak baru mulai memperimbangkan pengembangannya.
Ia mengakui respons masyarakat di Kabupaten Nunukan cukup baik cuma memperingatkan masyarakat mempersiapkan areal yang cukup luas apabila berminat menekuni tumbuhan penghasil minyak wewangian ini.
Untuk kondisi tanah di Kabupaten Nunukan, Masniadi mengatakan tetap cocok dengan tumbuhan nilam asalkan arealnya terbuka dan tidak ada tumbuhan yang lebih tinggi di sekitarnya.
Sebagai jenis tanaman merambat, dia menguatirkan tumbuhan nilam ini tidak bisa berkembang dengan baik.
Menurut dia, bisa saja tumbuhan ini ditanam pada lahan-lahan yang belum dimanfaatkan sepanjang tidak ada tumbuhan lain yang dianggap lebih produktif.
"Kasihan masyarakat kalau memaksakan menanam nilam ini, karena masih ada tanaman lainnya yang lebih produktif," imbuhnya.
Yang jelasnya, Masniadi menegaskan Dishutbun Kabupaten Nunukan tidak pernah merespon pengembangan tumbuhan nilam dengan pertimbangan beberapa aspek. dan tidak pernah memberikan bantuan kepada siapapun terkait pengembangan tumbuhan ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan, Masniadi di Nunukan, Senin (17/9), menjelaskan masalah pengembangan tumbuhan nilam yang merupakan bahan baku minyak atsiri untuk wangi-wangian itu belum pernah diprogramkan sama sekali karena dianggap prospeknya belum ditemukan.
"Kita belum programkan pengembangan nilam karena perlu lahan yang sangat luas," katanya.
Adanya pihak-pihak tertentu yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kabupaten Nunukan dengan membentuk kelompok tani, Masniadi mengatakan tidak pernah koordinasi dengan Dishutbun Nunukan dan masih dilakukan secara pribadi-pribadi.
Sebenarnya, kata dia, tanaman nilam ini prospeknya cukup baik untuk dikembangkan cuma membutuhkan areal yang sangat luas dan ditanam tersendiri karena tidak bisa ditanam bercampur dengan tanaman lainnya seperti kelapa sawit.
"Tumbuhan nilam ini harus mendapatkan sinar matahari secara langsung sehingga kalau ada tumbuhan lain yang lebih tinggi akan sulit berkembang," ujar Masniadi.
Jadi, lanjut dia, Dishutbun Kabupaten Nunukan belum melirik pengembangan tumbuhan ini kecuali respon masyarakat mulai nampak baru mulai memperimbangkan pengembangannya.
Ia mengakui respons masyarakat di Kabupaten Nunukan cukup baik cuma memperingatkan masyarakat mempersiapkan areal yang cukup luas apabila berminat menekuni tumbuhan penghasil minyak wewangian ini.
Untuk kondisi tanah di Kabupaten Nunukan, Masniadi mengatakan tetap cocok dengan tumbuhan nilam asalkan arealnya terbuka dan tidak ada tumbuhan yang lebih tinggi di sekitarnya.
Sebagai jenis tanaman merambat, dia menguatirkan tumbuhan nilam ini tidak bisa berkembang dengan baik.
Menurut dia, bisa saja tumbuhan ini ditanam pada lahan-lahan yang belum dimanfaatkan sepanjang tidak ada tumbuhan lain yang dianggap lebih produktif.
"Kasihan masyarakat kalau memaksakan menanam nilam ini, karena masih ada tanaman lainnya yang lebih produktif," imbuhnya.
Yang jelasnya, Masniadi menegaskan Dishutbun Kabupaten Nunukan tidak pernah merespon pengembangan tumbuhan nilam dengan pertimbangan beberapa aspek. dan tidak pernah memberikan bantuan kepada siapapun terkait pengembangan tumbuhan ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012