Sangatta (ANTARA News Kaltim) - Perusahaan tambang batubara, PT Kaltim Prima Coal (KPC), merupakan salah satu perusahaan tambang yang berturut-turut selama delapan tahun menerima penghargaan Sertifikat Proper Emas tingkat Provinsi Kalimantan Timur 2011-2012.

Menurut General Manager External Affairs and Sustainable Development (ESD), Husein Akma, Rabu, kinerja KPC mendapat pengakuan dan penghargaan tertinggi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam bentuk peringkat emas dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja (PROPER) pengelolaan lingkungan hidup dan CSR.

"Sertifikat Emas itu diserahkan langsung Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Farid Wadjdy dengan diterima Chief Operating Officer (COO) R Utoro di Lamin Etam Kantor Gubernur," kata GM ESD Huseinsyah Akma melalui Superintendent Public Communication Yordan Ampung.

Dalam siaran Pers KPC, yang diterima ANTARA, Yordan Ampung menjelaskan, raihan Proper Emas ini, merupakan yang kedelapan kali berturut-turut selama delapan tahun di peroleh KPC sejak tahun 2004. Ini merupakan hasil dari upaya terus menerus tanpa henti dalam pemulihan lingkungan tambang.

PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai perusahaan tambang berkelas dunia di bidangnya, selalu berupaya melakukan praktik penambangan yang dikenal "good mining practice" berkomitmen untuk terus meningkatkan pemulihan lingkungan.

Dalam meningkatkan pemulihan lingkungan, KPC tidak hanya sebatas mengikuti standar dalam ketentuan perundang-undangan dan aturan pemerintah, tapi juga mendorong inovasi dan menerapkan praktik-praktik terbaik.

Ia mengatakan, lingkungan adalah milik generasi yang akan datang. Karena itu perusahaan berkewajiban untuk memulihkan kembali kondisi lingkungan yang rusak akibat aktivitas penambangan.

"Bumi yang kita pijak dan kita tambang saat ini adalah milik generasi mendatang yang harus dikelola dengan baik dan benar," kata Yordan menirukan pernyataan Chief Operating Officer (COO) R Utoro saat menerima penghargaan dari orang nomor dua di Kaltim, Farid Wadjdy.

PT Kaltim Prima Coal, sebagai produsen batubara terbesar dunia, bertekad akan meninggalkan kondisi lingkungan lebih baik dari sebelumnya kepada generasi mendatang.

"Kita harus dan berkewajiban membayarnya dengan meninggalkan kondisi alam lebih baik," katanya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012