Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Empat helikopter akan dikerahkan pada proses pencarian pesawat survei yang hilang dan diperkirakan jatuh di sekitar kawasan TNK (Taman Nasional Kutai) di poros Sanggatta (ibukota Kabupaten Kutai Timur) dengan Kota Bontang, pada Minggu.
Komandan Kodim 0901 Samarinda, Letnan Kolonel Inf Junaidi M, kepada wartawan Minggu dinihari, menyatakan, empat helikoptar yang akan dikerahkan pada proses pencarian pesawat jatuh itu salah satu milik TNI AD yakni heli MI 17.
"Pagi ini (Minggu) ada empat helikopter telah disiapkan untuk melakukan pencarian pesawat carter yang hilang itu, salah satunya helikopter MI 17 milik TNI AD," ungkap Junaidi M.
Tiga helikopter lainnya lanjut dia yakni, dua unit milik PT Intan Angkasa dan satu helikopter milik Polda Kaltim.
"Keempat heli itu sudah siap dioperasikan dan pada Minggu sekitar pukul 08. 00 Wita akan mulai dikerahkan untuk melakukan pencarian melalui pemantauan udara pada titik koordinat yang sudah ditentukan," kata Junaidi M.
Selain empat unit helikopter, proses pencarian pesawat yang hilang pada hari ketiga atau Minggu itu lanjut Junaidi M juga akan melibatkan 150 personil TNI, 150 personil Polri serta dari unsur masyarakat.
"Proses pencarian akan dilakukan pada dua area yakni pantauan udara dan penyisiran lewat darat. Pada penyisiran darat itu melibatkan 400 personil terdiri dari 150 personil TNI ditambah 150 personil Polri sisanya dari unsur masyarakat," katanya.
"Pembagian tugas telah dilakukan sehingga proses penyisiran yang akan dilakukan hari ini (MinggU) sudah terkordinasi dengan harapan akan membuahkan hasil yang optimal," ungkap Junaidi M.
Sementara, Kepala Bandara Temindung Samarinda, Rajoki Aritonang mengatakan, dari empat helikopter yang telah disiapkan itu, tiga diantaranya akan melakukan pemantauan sementara heli milik Polda Kaltim akan disiagakan sebagai cadangan.
"Pusat Posko Pencarian Korban Pesawat Hilang tetap dipusatkan di Bandara Temindung Samarinda dan semua koordinasi sejauh ini berjalan dengan baik serta progres pencarian terus meningkat," kata Rajoki Aritonang.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan dipastikan hilang pada Jumat sekitar pukul 13. 51 Wita.
"Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali di Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 Wita dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam," kata Pemandu Lalu Lintas Udara Bandara Temindung Samarinda Rora Ardian.
Dari Bandara Temindung Samarinda, kata dia, pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki.
Namun, hanya berselang beberapa menit sejak lepas landas di Bandara Temindung, pesawat tersebut hilang kontak, hingga akhirnya diduga jatuh di kawasan TNK. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Komandan Kodim 0901 Samarinda, Letnan Kolonel Inf Junaidi M, kepada wartawan Minggu dinihari, menyatakan, empat helikoptar yang akan dikerahkan pada proses pencarian pesawat jatuh itu salah satu milik TNI AD yakni heli MI 17.
"Pagi ini (Minggu) ada empat helikopter telah disiapkan untuk melakukan pencarian pesawat carter yang hilang itu, salah satunya helikopter MI 17 milik TNI AD," ungkap Junaidi M.
Tiga helikopter lainnya lanjut dia yakni, dua unit milik PT Intan Angkasa dan satu helikopter milik Polda Kaltim.
"Keempat heli itu sudah siap dioperasikan dan pada Minggu sekitar pukul 08. 00 Wita akan mulai dikerahkan untuk melakukan pencarian melalui pemantauan udara pada titik koordinat yang sudah ditentukan," kata Junaidi M.
Selain empat unit helikopter, proses pencarian pesawat yang hilang pada hari ketiga atau Minggu itu lanjut Junaidi M juga akan melibatkan 150 personil TNI, 150 personil Polri serta dari unsur masyarakat.
"Proses pencarian akan dilakukan pada dua area yakni pantauan udara dan penyisiran lewat darat. Pada penyisiran darat itu melibatkan 400 personil terdiri dari 150 personil TNI ditambah 150 personil Polri sisanya dari unsur masyarakat," katanya.
"Pembagian tugas telah dilakukan sehingga proses penyisiran yang akan dilakukan hari ini (MinggU) sudah terkordinasi dengan harapan akan membuahkan hasil yang optimal," ungkap Junaidi M.
Sementara, Kepala Bandara Temindung Samarinda, Rajoki Aritonang mengatakan, dari empat helikopter yang telah disiapkan itu, tiga diantaranya akan melakukan pemantauan sementara heli milik Polda Kaltim akan disiagakan sebagai cadangan.
"Pusat Posko Pencarian Korban Pesawat Hilang tetap dipusatkan di Bandara Temindung Samarinda dan semua koordinasi sejauh ini berjalan dengan baik serta progres pencarian terus meningkat," kata Rajoki Aritonang.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan dipastikan hilang pada Jumat sekitar pukul 13. 51 Wita.
"Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali di Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 Wita dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam," kata Pemandu Lalu Lintas Udara Bandara Temindung Samarinda Rora Ardian.
Dari Bandara Temindung Samarinda, kata dia, pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki.
Namun, hanya berselang beberapa menit sejak lepas landas di Bandara Temindung, pesawat tersebut hilang kontak, hingga akhirnya diduga jatuh di kawasan TNK. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012