Samarinda  (ANTARA News Kaltim) - Helikopter milik PT Intan Angkasa pada Sabtu siang berangkat dari Bandara Temindung Samarinda, Kalimantan Timur, untuk melakukan penyisiran di kawasan TNK (Taman Nasional Kutai) yang diduga sebagai lokasi jatuhnya pesawat survei yang dinyatakan hilang sejak Jumat pagi (24/8).

Sebelum meninggalkan Bandara Temindung Samarinda sekitar pukul 10.15 Wita, helikopter tersebut terlihat melakukan pengisian bahan bakar termasuk menyiapkan beberapa drum bahan bakar sebagai persediaan selama proses penyisiran.

Helikopter tersebut juga terlihat mengangkut tim dari Elliot Geophysics International dan Basarnas untuk melakukan pencarian pesawat hilang tersebut

"Hari ini, dua unit helikopter masing-masing milik Basarnas dan PT Intan Angkasa dikerahkan untuk melakukan pencarian dari sisi udara sementara sisi darat tim telah dikerahkan ke lokasi sejak Jumat malam dan saat ini mereka sudah melakukan penyisiran di titik koordinat saat terakhir kali pesawat itu terdeteksi satelit milik Singapura," ungkap Kapolresta Samarinda, Komisaris Besar Arief Prapto.

Informasi yang berhasil dihimpun dari salah satu tim yang ikut melakukan penyisiran, pada Sabtu siang, tim SAR yang melakukan pencarian melalui darat telah berada di titik koordinat 117 derajat 19 menit, 8 detik Lintang Timur sementara dari perkiraan pesawat kehilangan kontak berada pada koordinant 117 derajat 19 menit 5,7 detik lintang Barat.

Sejauh ini, tim SAR belum berhasil menemukan adanya tanda-tanda lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

Dari pantauan, pihak Bandara Temindung Samarinda juga terlihat telah mendirikan sebuah tenda di posko pencarian pesawat hilang tersebut.

Sementara, sejumlah petugas Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polda Kaltim pada juga terlihat sudah berada di Bandara Temindung.

Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International untuk melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat sekitar pukul 08.04 Wita.

Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan dipastikan hilang pada Jumat sekitar pukul 13.51 Wita.

"Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali di Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 Wita dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam," kata Pemandu Lalu Lintas Udara Bandara Temindung Samarinda Rora Ardian.

Dari Bandara Temindung Samarinda, kata dia, pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki.

Namun, hanya berselang beberapa menit sejak lepas landas di Bandara Temindung, pesawat tersebut hilang kontak, hingga akhirnya diduga jatuh di kawasan TNK. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012