Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Harga minyak sawit mentah (CPO) di Provinsi Kaltim pada Agustus mengalami kenaikan tipis ketimbang bulan sebelumnya, yakni dari Rp7.305 per liter pada Juli, naik menjadi Rp7.316,37 per liter pada Agustus 2012.

Kenaikan harga CPO di Kaltim ini terjadi lantaran mengikuti harga secara global dunia yang juga naik dengan diawali naiknya Tandan Buah Segar (TBS) sawit, kata Kepala Dins Perkebunan Provinsi Kaltim, Etnawati di Samarinda, Rabu.

Ia menjelaskan, kenaikan TBS dan CPO di Katim tersebut berdasarkan keputusan rapat Tim Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar (H-TBS) Kelapa Sawit untuk Agustus 2012.

Sedangkan untuk harga Kernel tertimbang periode yang sama juga naik hingga menjadi Rp3.258,17 per kilogram dengan Indeks K sebesar 80,92 persen.

Dalam penetapan harga berbagai produk dari kelapa sawit itu, lanjutnya, melibatkan Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam perkebunan kelapa sawit.

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 41 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Pembelian Harga TBS Kelapa Sawit produksi pekebun (plasma) di Kaltim, maka hasil keputusan tim diberlakukan untuk setiap transaksi jual beli TBS Sawit produksi pekebun untuk periode Agustus 2012.

Ketetapan tim untuk harga TBS ini melalui beberapa proses, di antaranya pembahasan dan diskusi tim terhadap informasi maupun data yang telah disampaikan sejumlah perusahaan sumber data yang dinyatakan layak untuk diolah.

Keberadaan tim penetapan harga tersebut untuk menstabilkan harga TBS kelapa sawit di seluruh wilayah Kaltim, apalagi hampir di seluruh kabupaten dan kota di provinsi itu terdapat pekebun sawit dengan penjualan harga yang berbeda.

Untuk mengatasi harga yang berbeda di tiap daerah tersebut, maka keberadaan tim penetapan harga ini akan memberikan jaminan dan dukungan terhadap pekebun, terutama jaminan harga yang memadai bagi plasma sawit sehingga mereka tidak dipermainkan oleh tengkulak.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012