Sangatta, (ANTARA News Kaltim) - Konsultan Perencana Proyek Pembangunan Turap Sungai Sangatta di Dusun Pantai Desa Singah Geweh Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rudi Hartono mengatakan, seharusnya turap itu mampu bertahan hingga 25 tahun.

Menurut Rudi Hartono di Sangatta, Senin, sesuai desain dan perencanaan awal Turap Sungai Sangatta dengan anggaran sebesar Rp530 miliar dana dibangun tahun 2006 harusnya mampu bertahan minimal 25 tahun. Namun karena ada perubahan akibatnya hanya bertahan lima tahun.

"Saat dilakukan pekerjaannya proyek itu sudah banyak berubah dan tidak sesuai lagi perencanaan awal. Desainya sudah dirubah. Bahkan lokasi juga ikut berubah. Karena itu jelas sudah tidak sesuai dengan apa yang kami rencanakan," kata Rudi Hartono.

Rudi Hartono yang kini menjadi Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kabupaten Kutai Timur, menambahkan, seharusnya dalam melakukan perubahan kontraktor dan PPTK (Pimpronya) saat itu Dicky harus konsultasi dengan pihak konsultan perencana.

Karena, katanya, konsultan perencanalah yang tahu persis apa yang akan dilakukan, apakah yang akan terjadi bila ada yang diubah.

Namun dalam proyek ini atas persetujuan konsultan pengawas, dilakukan perubahan struktur bangunan, letak pondasi dan berbagai perubahan. Karena itu terjadi kerusakan yang seharusnya tidak perlu.

"Misalnya soal letak, proyek ini digeser masuk ke tengah sungai. Mungkin karena tidak mau keluar dana untuk pembebasan lahan. Padahal, sebenarnya ada anggarannya itu. Mereka menggeser proyek, padahal tidak konsultasi dengan konsultan, padahal, konsultan perencanalah yang memiliki data zonder, posisi aman turap yang seharusnya," katanya.

Sebelumnya, Kepala Desa Singa Geweh Suharyanto mempertanyakan proyek turap Sungai Sangatta dengan panjang proyek 530 meter karena mengalami kerusakan dan nyaris runtuh sepanjang sekitar 70 meter

Suharyanto yang akrab disapa Cak To ini mengatakan, proyek turap itu dikerjakan dengan sisten tahun jamak atau (proyek multi years), yakni tahap pertama dikerjakan 370 meter kemudian ada tambahan tahap berikutnya sehingga menjadi total 530 meter.

Saat itu, kata Cak To, proyek dikerjakan oleh Perusahaan asal Surabaya Jawa Timur PT Wahyu Agung Sumber Abadi (Wasa) dengan pimpinannya Welly sedangkan Pimpinan Proyek (Pimpro) Dicky dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutai Timur.  (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012