Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah meletus sebanyak dua kali pada Ahad pagi.
"Terjadi dua kali erupsi Gunung Merapi pagi ini, yang pertama terjadi pada pukul 09.13 WIB dan yang kedua pada pukul 09.27 WIB," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Ahad.
Menurut dia, letusan Merapi yang pertama tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm.
"Teramati tinggi kolom erupsi kurang lebih 6.000 meter dari puncak Merapi," katanya.
Ia mengatakan, untuk erupsi kedua terjadi pada pukul 9.27 WIB dengan amplitudo 75 mm dan durasi 100 detik.
"Sedangkan untuk tinggi kolom erupsi tidak teramati," katanya.
Makwan mengatakan, saat terjadi erupsi, arah angin cenderung ke arah barat.
"Hingga saat ini situasi masih terpantau aman dan terkendali. Di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan terpantau nihil hujan abu," katanya.
Ia mengatakan, status Gunung Merapi waspada sejak 21 Mei 2018.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Jarak bahaya dalam radius 3 km dari puncak," demikian Makwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
"Terjadi dua kali erupsi Gunung Merapi pagi ini, yang pertama terjadi pada pukul 09.13 WIB dan yang kedua pada pukul 09.27 WIB," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Ahad.
Menurut dia, letusan Merapi yang pertama tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm.
"Teramati tinggi kolom erupsi kurang lebih 6.000 meter dari puncak Merapi," katanya.
Ia mengatakan, untuk erupsi kedua terjadi pada pukul 9.27 WIB dengan amplitudo 75 mm dan durasi 100 detik.
"Sedangkan untuk tinggi kolom erupsi tidak teramati," katanya.
Makwan mengatakan, saat terjadi erupsi, arah angin cenderung ke arah barat.
"Hingga saat ini situasi masih terpantau aman dan terkendali. Di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan terpantau nihil hujan abu," katanya.
Ia mengatakan, status Gunung Merapi waspada sejak 21 Mei 2018.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Jarak bahaya dalam radius 3 km dari puncak," demikian Makwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020