Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan data kasus COVID-19 tidak bisa dibandingkan secara utuh dengan negara lain, karena ancaman epidemologis yang berbeda.
"Tidak bisa dibandingkan dengan negara lain, karena ancaman epidemologisnya tidak sama," ujar Yuri dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Sabtu.
Dia membandingkan jumlah tes yang dilakukan di Provinsi DKI Jakarta yang mencapai 17.954 per 1 juta penduduk. Jauh di atas Thailand yang hanya 6.708 per 1 juta penduduk dan Filipina 4.419 per 1 juta penduduk.
"Kalau dibandingkan Malaysia, memang kita agak di bawah sedikit karena Malaysia sudah melakukan tes sebanyak 19.918 per 1 juta penduduk," jelas Yuri.
Dia menegaskan bahwa penanganan COVID-19 di Tanah Air bukan berarti tidak serius, melainkan dikarenakan faktor geografis, mobilitas penduduk, dan faktor risiko orang pembawa penyakit.
"Kami mempelajari beberapa hal terkait episentrum lain, seperti Surabaya, Makassar, maupun Kalimantan Selatan (Banjarmasin) untuk dihitung kembali, berapa banyak tes yang sudah dilakukan per 1 juta penduduk," tambah dia.
Hal itu akan menjadi faktor yang objektif dalam melihat kinerja keseluruhan dalam upaya bersama menanggulangi COVID-19.
"Kunci utama dalam memutuskan penularan dapat dilakukan dengan menjaga jarak, menggunakan masker. Ini adalah poin yang harus dilakukan. Tatanan hidup normal baru yang bisa dilakukan dan dengan cara ini mencegah penularan," imbuh dia.
Jumlah pasien yang sembuh naik 563 pasien atau total 13.766 kasus sembuh. Sementara pasien COVID-19 yang meninggal bertambah 43 pasien atau total menjadi 2.091.
Untuk kasus positif mengalami peningkatan 1.014 kasus menjadi 37.420 kasus. Jumlah orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 42.450 dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 13.578 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
"Tidak bisa dibandingkan dengan negara lain, karena ancaman epidemologisnya tidak sama," ujar Yuri dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Sabtu.
Dia membandingkan jumlah tes yang dilakukan di Provinsi DKI Jakarta yang mencapai 17.954 per 1 juta penduduk. Jauh di atas Thailand yang hanya 6.708 per 1 juta penduduk dan Filipina 4.419 per 1 juta penduduk.
"Kalau dibandingkan Malaysia, memang kita agak di bawah sedikit karena Malaysia sudah melakukan tes sebanyak 19.918 per 1 juta penduduk," jelas Yuri.
Dia menegaskan bahwa penanganan COVID-19 di Tanah Air bukan berarti tidak serius, melainkan dikarenakan faktor geografis, mobilitas penduduk, dan faktor risiko orang pembawa penyakit.
"Kami mempelajari beberapa hal terkait episentrum lain, seperti Surabaya, Makassar, maupun Kalimantan Selatan (Banjarmasin) untuk dihitung kembali, berapa banyak tes yang sudah dilakukan per 1 juta penduduk," tambah dia.
Hal itu akan menjadi faktor yang objektif dalam melihat kinerja keseluruhan dalam upaya bersama menanggulangi COVID-19.
"Kunci utama dalam memutuskan penularan dapat dilakukan dengan menjaga jarak, menggunakan masker. Ini adalah poin yang harus dilakukan. Tatanan hidup normal baru yang bisa dilakukan dan dengan cara ini mencegah penularan," imbuh dia.
Jumlah pasien yang sembuh naik 563 pasien atau total 13.766 kasus sembuh. Sementara pasien COVID-19 yang meninggal bertambah 43 pasien atau total menjadi 2.091.
Untuk kasus positif mengalami peningkatan 1.014 kasus menjadi 37.420 kasus. Jumlah orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 42.450 dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 13.578 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020