Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi  Kalimantan Timur sebagai koordinator pokja III pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) 2019 – 2023 melibatkan peran tenaga pendamping dan Kader Pembangunan Desa (KPM)


“Mulai sekarang kita sudah melibatkan para pendamping untuk memberi informasi dan memberi masukan kepada kepala desa agar dalam perencanaan pembangunan desa memprioritaskan bidang kesehatan, khususnya dalam merevitalisasi peran Posyandu dalam upaya meningkatkan pemenuhan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),”  kata Kepala Seksi Pemberdayaan Kelembagaan DPMPD Kalimantan Timur, Evida Prasetiningrum saat rapat evaluasi RAD PG 2019 -2023 secara virtual.

Ia mengatakan peran Tenaga Pendamping Profesional (TPP) dan Kader Pembangunan Desa (KPM) memberikan  wawasan dan informasi terkait upaya pencegahan stunting melalui menjaga pola asuh, asih, asah tepat pada 1.000 HPK.  Demikian  juga peran PMD membantu meningkatkan pemahaman perangkat desa dan masyarakat desa terkait pentingnya pemenuhan gizi.

Menurutnya  sebagai penunjang, DPMPD Kaltim mengagendakan beberapa progam pelatihan  untuk peningkatan kapasitas KPM seperti yang baru dilakukan di Kabupaten Kutai Barat pada awal tahun 2020.

Evida Prasetiningrum menjelaskan bahwa stunting atau anak kerdil akibat kurang asupan gizi tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah, yakni dengan langkah pengasuhan dilakukan pada masa 1.000 HPK .

Kondisi stunting adalah kondisi ketika seorang anak gagal berkembang akibat kurang gizi kronis sejak dalam kandungan. Periode 1.000 HPK adalah masa sejak anak dalam kandungan sampai anak lahir 2 tahun pertama kehidupan, merupakan periode emas karena sejak dalam kehamilan salah satunya untuk mencegah Stunting.

"Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak menjadi prioritas utama yakni “asuh-asih- asah”  pemberian makan sesuai kebutuhan gizi anak, imunisasi, higiene dan sanitasi,  kasih sayang, emosional.Termasuk di dalamnya monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai dari keluarga," kata Evida Prasetiningrum .

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020