Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengapresiasi inovasi Robot RAISA yang dapat membantu tenaga kesehatan meminimalkan interaksi langsung dalam menangani pasien COVID-19 sehingga dapat mengurangi potensi penularan COVID-19 kepada tenaga medis.
Robot RAISA merupakan hasil riset dan inovasi dari Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang masuk dalam Konsorsium COVID-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada tidak hanya yang punya ide tapi juga yang mengembangkan dan juga yang memakai karena tampaknya ini bisa menjadi suatu standar pelayanan pada pasien COVID-19 di mana kita tahu bahwa tenaga medis juga jumlahnya terbatas juga mempunyai keterbatasan kemampuan bekerja dalam satu hari sehingga keberadaan robot ini diharapkan bisa menjadi pelengkap dari keberadaan tenaga medis," kata Menristek Bambang dalam seminar dalam jaringan, di Jakarta, Kamis.
Robot RAISA dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan wifi internet. Robot itu dapat mengangkut beban maksimum 50 kilogram termasuk obat dan barang keperluan pasien. Robot dapat beroperasi hingga delapan jam dan menggunakan baterai.
Robot RAISA telah dikembangkan dan bisa dimanfaatkan untuk ruang intensive care unit (ICU) dan high care unit (HCU) baik untuk kebutuhan penanganan pada pasien sadar maupun pasien yang tidak sadar dan dalam kondisi berat.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Mochamad Ashari, M.Eng mengatakan pengembangan Robot RAISA merespon pada kebutuhan penanganan COVID-19 yang berupaya untuk membantu tenaga kesehatan dan mengurangi potensi penularan penyakit kepada tenaga kesehatan dari interaksi langsung dengan pasien.
Robot RAISA mulai dikembangkan dalam membantu melayani kebutuhan pasien seperti mengantar obat dan barang keperluan pasien. Selanjutnya, Robot RAISA dikembangkan untuk bisa memantau dan mendukung interaksi pasien dengan tenaga medis termasuk menghitung denyut jantung dan melihat suhu tubuh pasien dan saturasi oksigen.
Selain itu, Robot RAISA telah dilengkapi dengan kamera dengan resolusi yang lebih tinggi dan dapat berputar 360 derajat guna memantau kondisi pasien secara langsung dengan lebih efektif.
Robot RAISA saat ini telah digunakan di Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga baik robot yang untuk ruang ICU maupun ruang HCU.
Direktur RS Universitas Airlangga Prof. Nasronudin, Sp.PD.,KPTI-FINASIM mengatakan robot tersebut membantu tenaga medis dalam menangani dan memantau pasien. Tapi, bukan berarti robot itu mampu menggantikan posisi tenaga medis. Robot tersebut hanya sebagai pendukung penanganan terhadap pasien.
"Robot ini sangat berguna sekali untuk membantu memberikan layanan memproteksi nakes (tenaga kesehatan) dan mengurangi mortalitas dan morbiditas daripada pasien," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
Robot RAISA merupakan hasil riset dan inovasi dari Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang masuk dalam Konsorsium COVID-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada tidak hanya yang punya ide tapi juga yang mengembangkan dan juga yang memakai karena tampaknya ini bisa menjadi suatu standar pelayanan pada pasien COVID-19 di mana kita tahu bahwa tenaga medis juga jumlahnya terbatas juga mempunyai keterbatasan kemampuan bekerja dalam satu hari sehingga keberadaan robot ini diharapkan bisa menjadi pelengkap dari keberadaan tenaga medis," kata Menristek Bambang dalam seminar dalam jaringan, di Jakarta, Kamis.
Robot RAISA dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan wifi internet. Robot itu dapat mengangkut beban maksimum 50 kilogram termasuk obat dan barang keperluan pasien. Robot dapat beroperasi hingga delapan jam dan menggunakan baterai.
Robot RAISA telah dikembangkan dan bisa dimanfaatkan untuk ruang intensive care unit (ICU) dan high care unit (HCU) baik untuk kebutuhan penanganan pada pasien sadar maupun pasien yang tidak sadar dan dalam kondisi berat.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Mochamad Ashari, M.Eng mengatakan pengembangan Robot RAISA merespon pada kebutuhan penanganan COVID-19 yang berupaya untuk membantu tenaga kesehatan dan mengurangi potensi penularan penyakit kepada tenaga kesehatan dari interaksi langsung dengan pasien.
Robot RAISA mulai dikembangkan dalam membantu melayani kebutuhan pasien seperti mengantar obat dan barang keperluan pasien. Selanjutnya, Robot RAISA dikembangkan untuk bisa memantau dan mendukung interaksi pasien dengan tenaga medis termasuk menghitung denyut jantung dan melihat suhu tubuh pasien dan saturasi oksigen.
Selain itu, Robot RAISA telah dilengkapi dengan kamera dengan resolusi yang lebih tinggi dan dapat berputar 360 derajat guna memantau kondisi pasien secara langsung dengan lebih efektif.
Robot RAISA saat ini telah digunakan di Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga baik robot yang untuk ruang ICU maupun ruang HCU.
Direktur RS Universitas Airlangga Prof. Nasronudin, Sp.PD.,KPTI-FINASIM mengatakan robot tersebut membantu tenaga medis dalam menangani dan memantau pasien. Tapi, bukan berarti robot itu mampu menggantikan posisi tenaga medis. Robot tersebut hanya sebagai pendukung penanganan terhadap pasien.
"Robot ini sangat berguna sekali untuk membantu memberikan layanan memproteksi nakes (tenaga kesehatan) dan mengurangi mortalitas dan morbiditas daripada pasien," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020