Sebanyak 380 nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang terkena dampak pengeboran sumur minyak lepas pantai di Lapangan Seturian akan mendapatkan bantuan dari PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).
"Nelayan terdampak pengeboran minyak di Lapangan Seturian sebanyak 380 orang," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara, Ahmad Usman ketika ditemui di Penajam, Selasa.
Jumlah nelayan tersebut, menurut dia, merupakan hasil verifikasi tim independen terhadap nelayan terdampak kegiatan pengeboran minyak lepas pantai yang dilakukan PT PHKT di Lapangan Seturian.
Ahmad Usman mengatakan awalnya jumlah nelayan yang diusulkan untuk mendapatkan bantuan karena terdampak kegiatan pengeboran minyak di Lapangan Seturian tersebut mencapai 400 orang.
Namun, setelah dilakukan verifikasi tim independen, jumlah tersebut berkurang menjadi 380 nelayan sesuai aturan dan kategori sebagai nelayan.
Sebanyak 380 nelayan terdampak pengeboran minyak lepas pantai tersebut tersebar di Desa Api-Api dan Sesulu, serta di Kelurahan Waru dan Tanjung Tengah di Kecamatan Penajam.
Untuk pendataan nelayan terdampak pengeboran minyak itu, tim verifikasi independen didampingi pihak kepolisian, kejaksaan dan Pos TNI AL, serta kepala desa dan lurah, termasuk perwakilan PT PHKT.
"Verifikasi langsung dilakukan kepada masing-masing nelayan agar diketahui apakah benar-benar nelayan yang berhak atau tidak menerima bantuan, nelayan juga ada aturannya tidak sembarangan," ujar Ahmad Usman.
Ketua Tim Verifikasi Independen terhadap nelayan terdampak pengeboran minyak itu menambahkan saat ini data nelayan hasil verifikasi tim independen di lapangan itu sudah diserahkan kepada perusahaan.
Kegiatan pengeboran sumur minyak lepas pantai di Lapangan Seturian bersinggungan dengan kegiatan masyarakat nelayan Kabupaten Penajam Paser Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
"Nelayan terdampak pengeboran minyak di Lapangan Seturian sebanyak 380 orang," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara, Ahmad Usman ketika ditemui di Penajam, Selasa.
Jumlah nelayan tersebut, menurut dia, merupakan hasil verifikasi tim independen terhadap nelayan terdampak kegiatan pengeboran minyak lepas pantai yang dilakukan PT PHKT di Lapangan Seturian.
Ahmad Usman mengatakan awalnya jumlah nelayan yang diusulkan untuk mendapatkan bantuan karena terdampak kegiatan pengeboran minyak di Lapangan Seturian tersebut mencapai 400 orang.
Namun, setelah dilakukan verifikasi tim independen, jumlah tersebut berkurang menjadi 380 nelayan sesuai aturan dan kategori sebagai nelayan.
Sebanyak 380 nelayan terdampak pengeboran minyak lepas pantai tersebut tersebar di Desa Api-Api dan Sesulu, serta di Kelurahan Waru dan Tanjung Tengah di Kecamatan Penajam.
Untuk pendataan nelayan terdampak pengeboran minyak itu, tim verifikasi independen didampingi pihak kepolisian, kejaksaan dan Pos TNI AL, serta kepala desa dan lurah, termasuk perwakilan PT PHKT.
"Verifikasi langsung dilakukan kepada masing-masing nelayan agar diketahui apakah benar-benar nelayan yang berhak atau tidak menerima bantuan, nelayan juga ada aturannya tidak sembarangan," ujar Ahmad Usman.
Ketua Tim Verifikasi Independen terhadap nelayan terdampak pengeboran minyak itu menambahkan saat ini data nelayan hasil verifikasi tim independen di lapangan itu sudah diserahkan kepada perusahaan.
Kegiatan pengeboran sumur minyak lepas pantai di Lapangan Seturian bersinggungan dengan kegiatan masyarakat nelayan Kabupaten Penajam Paser Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020