Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan tim teknis membuka ruang bagi pemerintah desa melakukan pelatihan melalui kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) baik BLK Samarinda maupun BLK Balikpapan.
 

"Beberapa hari lalu kami bersama DPMD PPU berkunjung ke BLK Samarinda dan Balikpapan guna membahas kerja sama," ujar Tenaga Teknis Program Pembangunan Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (Pro-P2KPM) PPU Aulia Lidjin di Babulu, Jum'at.

Hal itu ia katakan saat menjadi pembicara dalam Sosialisasi Pro-P2KPM se-Kecamatan Babulu dan Kecamatan Waru yang digelar di Kantor Camat Babulu.

Peserta yang hadir dalam giat ini adalah camat, lurah, kepala desa, sekretaris desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan pengurus BUMDes dari dua kecamatan tersebut.

Menurut Lidjin, kerja sama pelatihan dengan BLK ini terutama dalam pemanfaatan Bantuan Keuangan (Bankeu) Khusus yang tahun ini nilainya Rp200 juta per desa, atau total Rp6 miliar untuk 30 desa yang tersebar se-Kabupaten PPU.

Meski kerja sama diutamakan untuk anggaran yang dari Bankeu Khusus, lanjutnya, namun tetap terbuka peluang pelatihan dengan BLK dengan anggaran dari pos lain, seperti dari Alokasi Dana Desa (ADD) maupun dari Dana Desa (DD).

Adapun menu pelatihan yang ada di BLK Balikpapan antara lain pengelasan, pengoperasian mesin bubut, pemeliharaan berkala kendaraan ringan, perawatan AC, menjahit, pembuatan kue, pengolahan ikan, hidroponik, dan pembudidayaan jamur.

Sedangkan menu pelatihan di BLK Samarinda antara lain teknologi informasi dan komunikasi, teknik otomotif, bangunan, teknik las, teknik manufaktur, bisnis dan manajemen, pariwisata, dan teknik listrik.

"Untuk jenis pelatihan tertentu seperti pengelasan dan pengoperasian mesin bubut hanya bisa dilakukan di BLK, sementara pelatihan yang sifatnya ringan seperti membuat kue, pengolahan ikan, hidroponik, dan menjahit, bisa dilakukan di desa sambil memanfaatkan sumber daya lokal," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa peserta pelatihan di bidang tertentu seperti pengelasan dan teknik manufaktur, sebelumnya harus menjalani tes dulu agar bisa diperkirakan tingkat daya serapnya saat menjalani pelatihan.

"Kriteria peserta pelatihan yang dilakukan kerja sama dengan BLK diutamakan dari rumah tangga miskin, rentan miskin, sikap baik, tulang punggung keluarga, warga putus sekolah, dan yang penting adalah calon peserta pelatihan harus memiliki komitmen," ucap Lidjin.

 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020